Minggu, 21 Desember 2025

Unindra PGRI dan 13 Stasiun TVRI di Daerah Bergandeng Tangan  Lestarikan Wayang Kulit

- Minggu, 21 September 2025 | 19:33 WIB
Rektor Unindra Prof.Dr.Sumaryoto dan 13 Kepala TVRI berkomitmen melestarikan wayang kulit. (DOKUMEN NARASUMBER)
Rektor Unindra Prof.Dr.Sumaryoto dan 13 Kepala TVRI berkomitmen melestarikan wayang kulit. (DOKUMEN NARASUMBER)

RADARDEPOK.COM-Universitas Indraprasta (Unindra) PGRI dan TVRI sepakat bergandeng tangan melestarikan seni budaya wayang kulit. Komitmen ini ditandai lewat penandatanganan MOU mengawali pergelaran wayang kulit di TVRI Jawa Timur, Sabtu (20/9) malam.

Rektor Unindra, Prof. Dr. Sumaryoto menegaskan, wayang bukan sekadar tontonan, tetapi juga mengandung tuntunan dan kearifan hidup.

Baca Juga: Soroti Rendahnya Kesadaran Masyarakat Terkait Kesehatan, Dedi Mulyadi Berkomitmen Memperkuat Sistem Perlindungan Kesehatan di Jawa Barat

“Wayang itu bukan hanya hiburan, tapi juga sumber kearifan. Ia patut ditonton, dan dijadikan panutan,” ujar Prof. Sumaryoto.

Kerja sama itu mencakup kolaborasi antara Unindra dan 13 stasiun TVRI daerah, mulai dari NTB hingga Papua, dari Jambi hingga Yogyakarta. Melalui siaran di berbagai wilayah, diharapkan wayang kulit bisa lebih dekat dengan masyarakat luas dan terutama generasi muda.

Baca Juga: Asli Bikin Ngiler! Ada Rumah Makan Sunda di Pinggiran Danau di Cibinong dengan Cita Rasa Menggugah Selera

Prof. Sumaryoto mengatakan, komitmen Unindra untuk melestarikan wayang sekaligus menjadi wujud nyata peran perguruan tinggi dalam menjaga warisan budaya dunia.

“Apalagi, UNESCO telah menetapkan wayang Indonesia sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity (Warisan Budaya Takbenda Dunia),” ujar Prof. Sumaryoto.

Baca Juga: Super Gemes! Cuma di Kafe Ini Kamu Bisa Icip-Icip Menu yang Unik dan Lucu

Malam itu, panggung TVRI Jawa Timur menghadirkan Herjuno Pramariza Fadlansyah, dalang milenial Unindra yang tengah menempuh semester V Program Studi Arsitektur.

Herjuno Pramariza Fadlansyahmembawakan lakon Semar Boyong, kisah peralihan Semar dari mendampingi Prabu Rama menuju perannya sebagai penasihat Pandawa. Cerita tersebut sarat pesan tentang kebijaksanaan dan peran penting Semar sebagai penuntun ksatria menuju jalan kebenaran.

Baca Juga: Kondisi Memprihatinkan di Muara Gembong Bekasi, Dedi Mulyadi: Akan Segera Tindak Lanjut

Tak hanya itu, pada siang harinya tampil pula Rafi Ramadhan, dalang remaja berusia 18 tahun. Penampilan Rafi menjadi bukti bahwa pewayangan masih diminati generasi muda. Kehadirannya diharapkan dapat memotivasi lebih banyak remaja Indonesia untuk mencintai dan melestarikan wayang kulit sebagai bagian dari jati diri bangsa.

Ketua Sanggar Unindra yang juga Kepala Lembaga Pengembangan Bahasa, M Kabul Budiono menegaskan, sinergi antara perguruan tinggi, lembaga penyiaran publik, dan dalang milenial menunjukkan bahwa wayang kulit bukan hanya warisan masa lalu.

Baca Juga: Puding Lumut Pandan Gula Merah, Manisnya Pas dan Cocok untuk Jualan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

LDKS jadi Fondasi Kepemimpinan Siswa SMKN 3 Depok

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:15 WIB

Perayaan Natal TK dan SD Kwitang 8 PSKD Penuh Sukacita

Senin, 15 Desember 2025 | 21:57 WIB
X