RADARDEPOK.COM-SMP Negeri 26 Depok melaksanakan bagi parenting bagi orang tua murid (OTM), dengan mengusung tema “Bersama Cegah Perundungan, Wujudkan Sekolah yang Aman dan Ramah Anak”, sebagai komitmenya dalam melindungi para siswanya.
Laporan : Andika Eka Maulana
Suasana Sabtu (29/30) pagi di aula SMPN 26 Depok tampak berbeda. Kursi-kursi tersusun rapi, wajah-wajah orang tua siswa memenuhi ruangan, dan sapaan hangat dari para pendidik menambah keakraban acara Parenting yang digelar sekolah pada pekan ini.
kegiatan parenting yang diberikan ini menjadi ruang dialog yang hangat antara sekolah, orang tua, dan pemerhati pendidikan.
Acara yang digagas melalui kolaborasi sekolah bersama Komite SMPN 26 Depok ini menghadirkan Pemerhati Pendidikan dan Anak, Retno Listyarti, sebagai narasumber utama. Kehadirannya membuat para peserta tak hanya memahami teori perundungan, tetapi juga diajak menyelami realitas persoalan yang sering tidak terlihat di lingkungan sekolah maupun rumah.
Baca Juga: UMKM Toko Ikan Segar Bang Usup Terima Teknologi Akuakultur
“Perundungan bukan sekadar tindakan kasar secara fisik. Banyak anak terluka oleh kata-kata, pengucilan sosial, bahkan serangan melalui dunia maya. Karena itu, pencegahan harus dimulai dari pemahaman bersama,” ujar Retno.
Sementara itu, Kepala SMPN 26 Depok, Ahmad Sujai, menegaskan bahwa kegiatan parenting ini bukan sekadar agenda pelengkap. Namun, bagian dari komitmen besar sekolah dalam menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman, dan ramah anak.
“Saya sangat mendukung penuh kegiatan parenting mengenai perundungan ini. Kegiatan ini penting untuk memberikan pemahaman mendalam kepada orang tua dan masyarakat tentang bagaimana kita semua bisa berperan aktif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan ramah anak,” ungkap dia.
Ahmad Sujai menjelaskan bahwa upaya pencegahan tidak bisa hanya mengandalkan pihak sekolah. Orang tua memiliki posisi strategis, terutama dalam membangun komunikasi terbuka dengan anak serta memahami perubahan sikap yang bisa menjadi tanda-tanda perundungan.
“Saat ini fokus utama kami adalah membangun kesadaran tentang dampak buruk perundungan dan bagaimana mengenalinya sejak dini. Perundungan tidak hanya fisik, tapi juga verbal, sosial, bahkan cyberbullying. Karena itu, komunikasi antara orang tua, siswa, dan sekolah harus menjadi budaya,” kata dia.
Baca Juga: Tidak Disebut Bencana Nasional, Kepala BNPB Ungkap Statusnya Masih Bencana Daerah Tingkat Provinsi
Ahmad Sujai juga menyampaikan harapannya agar kerja sama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat semakin kuat dalam menciptakan lingkungan yang benar-benar bebas perundungan.
Artikel Terkait
Lomba Kemerdekaan Latih Kekompakan Siswa dan Guru di SMPN 26 Depok
Program Guru Wali Mulai Diterapkan SMPN 26 Depok, Makan Bersama Jadi Program Rutin Setiap Rabu
Semangat Sumpah Pemuda! SMPN 26 Depok Gaungkan Hargai Perbedaan
116 Siswa SMPN 26 Depok Unjuk Gigi di Pentas Seni dan Bulan Bahasa