Menurutnya, setiap kemampuan pelajar itu berbeda, sehingga tidak bisa dibanding-bandingkan. Misalnya yang lintar gambar belum tentu pintar menyanyi. Lalu, yang pintar ngaji belum tentu bisa mata pelajara dengan baik, semua adalah beragam.
Intinya adalah bahwa tidak dibanding-bandingkan lalu ada kecerdasan masing-masing di apresiasi. Misalnya non formal setiap hari jumat itu ada acara pementasan dari bakat masing-masing. Pamerkanlah yang pintar mengaji, pintar nari dan pintar gambar atau sebagainya. Begitu juga, yang mau jadi wartawan, presenter harus diapresiasi.
"Dengan konsep belajar seminggu 3 kali dan setiap pertemuan hanya 3 jam, saya (kak seto) pernah dipanggil DPR untuk diminta penjelasan. Saya suruh datang, dan lihat secara langsung sekolah kami dan senang lihatnya karena anak-anak juga nyaman belajarnya. Jadi kami jelaskan tang sebenarnya diamanatkan UU Sisdiknas seperti ini, karena informal dan formal saling melengkapi," jelasnya.
Baca Juga: Lima Siswa Raih Prestasi Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Kecamatan Cilodong
HSKS ini memang melakukan seleksi tenga pengajar secara berbeda, syarat utama harus murah senyum, ramah, dan baik hati. Hal ini karena yang dibutuhkan pelajar.
Sehingga guru di HSKS selalu diingatkan keramahan dan senyum, sebab banyak pelajar yang memiliki kecerdasan aneh untuk bisa digali potensinya.
"Buktinya beberapa anak yang kebutuhan khusus menghasilkan hasil karya, salah satunya tunga rungu itu bahkan sudah sangat percaya diri. Karena kami justru menjawab kebutuhan masyarakat jadi ternyata dukungan juga cukup bagus pemerintah juga artinya bukan hanya tingkat Daerah tapi juga tingkat Nasional," tutur Kak Seto.
HSKS intinya konsisten pada satu pemenuhan hak anak. Hak untuk belajar karena semua anak senang belajar tapi tidak dengan cara paksaan, tidak dengan cara kekerasan ibaratnya sediakan saja tanah yang subur maka bunga-bunga dalam pot, itu akan merekah dengan segala ke elokannya.
Kak Seto menjelaskan, pendidikan tanggung jawab bukan hanya pemerintah tapi masyarakat, karena pendidikan adalah salah satu hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan pemenuhan hak anak. Sehingga bukan hanya pemerintah, tapi juga masyarakat luas dan termasuk keluarga.
"Jadi kita jangan saling menyalahkan pemerintah. Yuk kita bergandeng tangan bersinergi dengan pemerintah karena itu bagian dari tanggung jawab kita," tegasnya.
Dilokasi yang sama, Ketua Yayasan Homeschlooing Kak Seto Depok, Budi Kurnia Suhaeri menyampaikan, kehadiran sekolah ini sangat di ditunggu masyarakat, karena konsep pendidikannya yang memberikan pembelaharan berbeda. Sebab harus diyakini serta disadari pendidikan adalah hak anak.
"Kami berikan pendidikan berkualitas informal dan formal. Demografi di masa depan yang hadir ditengah masyarakat, dijami berkualitas dalam kembangkan potensi anak. Saya mohon doa restu agar dapat berjalan dan bermanfaat," ungkap Budi.
Baca Juga: Timnas Argentina Tiba di Indonesia, Ini Bintang La Albiceleste yang Hadir
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok, Hj Siti Chaerijah Aurijah yang dalam sambutannya mengucapkan selamat atas bukanya sekolah rumah kak seto ini, karena menjadi pilihan beragam untuk anak-anak.
Artikel Terkait
Pelajar di Sawangan Dibekali Wawasan Tahapan Pemilu
Daftar Sekolah Kedinasan 2023 yang Paling Diburu! Jadwal, Lokasi, dan Tips Sukses
Putri Ariani Raih Beasiswa ke Sekolah Impiannya, The Julliard School dari Kemendikbudristek
Depok Bakal Punya 42 Kepala Sekolah Baru, Ini Waktu Pelantikannya
Pelajar di Depok Bakal Kantongi KTP Elektronik, Disdukcapil Mau Lakukan Ini