RADARDEPOK.COM - Sekolah Nasional Plus Tunas Global yang merupakan salah satu sekolah inklusi di Kota Depok memberikan edukasi seputar autistik bagi para guru TK, SD, dan SMP. Dengan bekerja sama dengan Tim PPM (Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) Universitas Indonesia, Sabtu (12/8).
Menurut Kepala Sekolah Nasional Plus Tunas Global, Tuglo M. Taufiqurrahman mengatakan, hal ini dilatar belakangi bahwa, Anak autistik di Indonesia masih sangat rentan mengalami perundungan dan kesulitan untuk mendapatkan akses pendidikan yang tepat.
“Stigma negatif terhadap individu autistik diduga mendorong kuat adanya diskriminasi yang terpicu karena kurangnya pemahaman masyarakat terkait autisme,” ucap dia kepada Harian Radar Depok.
Baca Juga: BUMN Gelar Pasar Murah, Erick Thohir: Wujud Negara Hadir Ringankan Beban Rakyat
Tuglo menjelaskan, edukasi dilakukan untuk meningkatkan kesadaran sivitas akademika di sekolah tentang Autism Spectrum Disorder (ASD) agar dapat menunjukkan empati dan menghindari perilaku stigmatisasi terhadap orang tua dari anak-anak autistik.
“Stigma masyarakat yang negatif dapat mempengaruhi perkembangan psikologis orang-orang yang mendapatkan stigma. Stigmatisasi terhadap individu autistik dan keluarganya menjadi hal yang sulit ditangani di Indonesia, begitu juga di negara lain,” ujar dia.
Program pengabdian masyarakat ini turut mendukung salah satu kultur di Sekolah Nasional Plus Tugas Global yaitu ‘lingkungan sekolah adalah budaya saling menghargai dalam kesetaraan, penerimaan, komunikasi dan pemenuhan kebutuhan’.
“Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman berlandaskan ilmu pengetahuan dengan menyertakan bukti ilmiah agar dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan menghilangkan rasa takut mereka hidup berdampingan dengan individu autistik,” kata dia.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo Besok Senin 14 Agustus 2023, Berhati-hatilah!
Selama ini, kata Tuglo, kesulitan anak autistik berkomunikasi untuk memberikan informasi seputar dirinya menjadi hal yang paling sulit dihadapi bagi keluarga, pengasuh, dan guru-guru di sekolah.
“Apabila lingkungan tidak inklusif terutama di sekolah, maka kasus-kasus sosial anak autistik juga tidak akan tertangani dengan baik,” tutur dia.
Nantinya, hal ini dapat meningkatkan risiko munculnya masalah kesehatan mental pada anak autistik di masa depan dan juga berpotensi menurunkan kualitas hidup mereka. Program yang diselenggarakan tanggal 12 Agustus 2023 ini berlangsung dari pukul 09.00-15.00 yang terdiri dari 4 sesi.
Baca Juga: Mau Nongkrong Asyik di Depok sampai Tengah Malam, ini dia 5 Rekomendasi Tempatnya
“Sesi pertama membahas terkait masalah kesehatan anak autistik yang ditinjau dari sisi medis karena selain menjalankan program intervensi (terapi), anak ASD harus tetap terpantau tumbuh kembangnya,” ungkap dia.
Tuglo mengatakan, narasumber dalam sesi ini adalah Prof. Dr. dr. Rini Sekartina yang merupakan salah Dokter anak ahli tumbuh kembang pediatri sosial di Indonesia dan Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Artikel Terkait
Keluarga Batah Almarhum Mahasiswa UI yang Dihabisi Senior LGBT
Hindari Jerat Bunga Pinjaman Online, UI Mengedukasi Guru dan Siswa Depok
Ini Alasan UI Belum DO Altaf Si Pembunuh Adik Tingkatnya
PKKMB UI 2023 Dibuka, Rhenald Kasali Sampaikan 5 Kompetensi Hadapi Tantangan Dunia baru
Terima SPDP Kasus Pembunuhan Mahasiswa UI, Kejari Depok Turunkan Jaksa Berpengalaman