Senin, 22 Desember 2025

Siswa SMA di Depok Diduga jadi Korban Perundungan, Polisi Tunggu Laporan Korban

- Selasa, 15 Agustus 2023 | 11:00 WIB
 Potongan gambar dari video perundungan yang diduga dilakukan pelajar asal Depok ke sekolah korbannya di Kecamatan Pancoranmas Depok (Tangkapan Layar)
Potongan gambar dari video perundungan yang diduga dilakukan pelajar asal Depok ke sekolah korbannya di Kecamatan Pancoranmas Depok (Tangkapan Layar)

Berdasarkan hasil riset, ungkap dia, perilaku agresif itu dipengaruhi waktu konsumsi tontonan anak dari sejumlah media. Sekitar Tahun 1950, anak hanya diberikan waktu menonton sebanyak tiga hingga empat jam dalam sehari.

Devie Rahmawati menuturkan, kondisi itu berbanding terbalik dengan keadaan saat ini. Di mana, setiap anak lebih bebas dalam mengkonsumsi berbagai video lewat smartphone atau gadget. Hal ini dinilai menjadi penyebab perilaku agresif anak dalam berinteraksi.

Baca Juga: Sepeda Listrik Dilarang Melintas di Jalan Raya Depok, Ini Aturannya

Mirisnya, anak di jaman sekarang tidak melihat perilaku agresif sebagai hal luar biasa, melainkan biasa saja. Sehingga, anak secara otomatis lebih mudah mendemonstrasikannya kepada lingkungan.

"Yang kedua, karena pola asuh orangtua sudah terjadi pergeseran daripada masa lalu, orang tua sekarang tidak monitoring apa yang dikonsumsi anak. Bahkan, orangtua sekarang memiliki kecenderungan pola asuh permisif dan anaknya harus selalu dibela ketika disalahkan orang dewasa lain," papar Devie Rahmawati.

Baca Juga: UMKM Perempuan Kota Depok Diedukasi : Bangun Pertumbuhan Ekonomi dengan Pemberdayaan UMKM

Potensi lainnya, beber Devie, perilaku perundungan juga dapat diakibatkan minuman beralkohol. Sehingga, membuat anak semakin kehilangan kontrolnya.

Bahkan, kata Devie Rahmawati, berdasarkan riset yang panjang, perilaku agresif ditunjukan anak untuk mengisi kekosongan yang ada. Sehingga, mereka kerap melakukan tindakan agresif untuk mengisi ruang kosong tersebut.

Baca Juga: Ruang Kerja Kepala Sekolah SDN Duren Seribu 4 Terbakar

"Anak tidak bisa disalahkan, orang dewasa yang harus bertanggungjawab, tanggungjawabnya pun beragam contohnya sanksi sosial yang serius diberikan kepada anak tersebut," jelas Devie.

Perwakilan KCD Wilayah II Kota Depok-Kota Bogor, Dewi menerangkan, pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut terkait ada kasus perundung di wilayah tersebut. Saat ini, dia mengaku belum mengetahui soal peristiwa perundungan tersebut.

"Nanti saya koordinasikan dengan analis yang menangani SMA," singkat dia.

Baca Juga: Pasuruan Bersholawat, Habib Syech Doakan Erick Thohir Lebih Sukses

Saat disambangi Radar Depok pada Senin (14/8), pihak sekolah yang diduga menjadi tempat perundungan itu enggan memberikan keterangan apapun. ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X