metropolis

Sempat Jadi Polemik di Depok, Program PMT Sukses Naikan Timbangan Balita

Jumat, 8 Desember 2023 | 05:30 WIB
Seorang bocah di Kota Depok saat menjalani pemeriksaan kesehatan, beberapa waktu lalu. (Gerarad)

RADARDEPOK.COM - Berat badan balita stunting di Kota Depok kian mengalami kenaikan. Hal itu dinilai tidak terlepas dari program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) balita stunting yang belum lama ini menjadi polemik.

Adapun, program PMT balita stunting di Kota Depok itu digulirkan Pemkot Depok melalui Dinas Kesehatan (Dinkes). Setiap penerima, akan mendapatkan paket makanan selama 28 hari.

Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan, meski program itu belum berakhir, namun keberhasilan dari program tersebut mulai terlihat dari kenaikan berat badan balita stunting penerima program PMT.

Baca Juga: Warga Apresiasi! Ternyata Sosialisasi Ketua Komisi A DPRD Kota Depok, Hamzah Tambah Wawasan, Begini Harapan Warga

“Terjadi kenaikan berat badan pada balita yang mengonsumsi PMT di 11 kecamatan. Rata-rata kenaikannya diatas 60 persen dari jumlah sasaran balita yang menerima PMT lokal," ungkap Mary Liziawati, Kamis (7/12).

Menurut Mary Liziawati, balita gizi kurang di empat kecamatan mengalami kenaikan berat badan di atas 70 persen dari jumlah sasaran setelah mengonsumsi PMT lokal selama dua pekan. Bertambahnya berat badan balita tersebut seiring dengan kenaikan status gizi.

Mary Liziawati membeberkan, empat kecamatan tersebut yakni Cipayung mengalami kenaikan 76,29 persen dari sasaran 658 balita, Cimanggis mengalami kenaikan 74,81 persen dari sasaran 901 balita. Kemudian Kecamatan Limo mengalami kenaikan 73,27 persen dari sasaran 404 balita serta Tapos mengalami kenaikan 71,90 persen dari sasaran 1.459 balita.

Baca Juga: Mahasiswa UPN Veteran Jakarta Adakan Seminar Perlindungan Hak Cipta di RPTRA Malinjo

Lebih lanjut, jelas Mary Liziawati, Dinkes Kota Depok akan terus melakukan pemantauan dan pengawasan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) penyedia menu PMT lokal, Puskesmas serta Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) melalui Ojek Cantik Menghantarkan Makanan untuk Balita Stunting (Ocan Bananas).

"Harapan kami terus terjadi kenaikan status gizi pada balita sasaran pemberian PMT lokal dan dapat ditindaklanjuti para orang tua untuk memberikan menu serupa dimana terdapat dua sumber protein hewani," beber Mary Liziawati.

Sebelumnya, Walikota Depok, Mohammad Idris mengklaim, jumlah penderita stunting di Kota Depok kian menurun. Pada Agustus 2023, prevalensi balita stunting turun dari 3,46 persen atau 3.576 kasus pada Februari 2023, menjadi 3,24 persen atau 3.283 kasus pada Agustus.

Baca Juga: Vibesnya Bikin Melongo! Surga Tersembunyi di Bogor ini pas banget buat Camping, Bayarnya cuma Rp35 Ribu

"Prevalensi Balita stuting di Kota Depok Bulan Agustus tahun 2023 adalah sebesar 3,24 persen atau 3.283 balita," kata Mohammad Idris.

Menurut Mohammad Idris, data tersebut merupakan hasil pengukuran pada Agustus 2023 kepada 101.331 balita. Data yang diambil dari laporan 38 UPTD Puskesmas se Kota Depok menggunakan aplikasi e-ppgbm yang sudah divalidasi.

Meski begitu, kata Mohammad Idris, 22 kelurahan di Depok justru mengalami kenaikan kasus stunting yakni Curug (Bojongsari), Pondok petir, Depok, Cipayung Jaya, Bojong Pondok Terong, Cipayung, Mekarjaya, Tirtajaya, Cisalak, Curug (Cimanggis), Harjamukti, Mekarsari, Leuwinanggung, Tanah Baru, Kemirimuka, Limo, Grogol, Pangkalan Jati Baru, Pangkalan Jati, Pondok Jaya, Ratu Jaya dan Mampang.***

Tags

Terkini