metropolis

Indikasi Kecurangan Pemilu Mulai Terkuak di Kota Depok, Salah Satu Paslon Kelebihan 500 Suara : Begini Jawaban KPU

Jumat, 16 Februari 2024 | 08:00 WIB
Ilustrasi suasana pencoblosan surat suara Pemilu 2024 pada salah satu TPS di Kota Depok, Rabu (14/2). (GERARD SOEHARLY/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM-Bau kecurangan dalam Pesta Demokrasi 2024 mulai terendus hingga ke Kota Depok. Radar Depok menemukan berbagai laporan dugaan kecurangan yang terjadi di sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) mulai dari postingan yang beredar di media sosial sampai laporan langsung ke redaksi.

Kebanyakan, indikasi kecurangan ini dinilai dapat merugikan salah satu Pasangan Calon (Paslon) Presiden dan Wakil Presiden maupun calon legislatif dalam proses pemungutan suara Pemilu 2024 di wilayah Kota Depok. Namun, seluruh aduan ini masih bersifat temuan dan belum dapat dibuktikan kebenarannya.

Baca Juga: Tampil Perdana, New Honda Stylo 160 Siap Pikat Pengunjung IIMS 2024

Salah satunya, proses penghitungan suara ke laman website pemilu2024.kpu.go.id yang dilakukan TPS 13, Kelurahan Kalibaru, kecamatan Cilodong yang terindikasi kecurangan. Tadinya, laman website menampilkan Paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 70 suara, Paslon 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming meraih 617 suara, dan Paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapatkan 15 suara.

Padahal, berdasarkan form C-Hasil yang dimasukan TPS 13, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong itu menunjukan Paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 70 suara, Paslon 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming hanya meraih 117 suara, dan Paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapatkan 15 suara.

Artinya, terdapat selisih hingga 500 suara dari laman website pemilu2024.kpu.go.id dengan form C-Hasil di TPS 13, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong. Tentunya, hal ini menguntungkan Paslon 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.

Indikasi lainnya, seorang warga Kelurahan Pancoranmas berinisial DW mengeluhkan proses seleksi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 141, Kelurahan Pancoranmas, Kecamatan Pancoranmas. Sebab, petugas KPSS yang diketahui berinisial MN pernah melakukan kecurangan saat bertugas sebagai Ketua Panitia Pemilihan Ketua RT setempat namun sayangnya kasus tersebut menguap tanpa kejelasan.

Baca Juga: Sinopsis, Durasi, dan Daftar Pemain Film Ali Topan, Tayang 14 Februari 2024

DW menyebutkan, dia memiliki bukti kuat yang menunjukan MN melakukan kecurangan saat proses pemilihan Ketua RT di lingkungan tersebut. Sehingga, berpotensi melakukan hal yang sama dalam Pemilu 2024.

"Petugas KPPS ini pernah terbukti melakukan kecurangan dalam pemilihan RT, saya punya bukti lengkap foto dan video, kasus ini juga sudah naik di tingkat kelurahan," jelas DW kepada Radar Depok, Kamis (15/2).

Menanggapil hal itu, Bendahara Umum DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Depok, Ade Supriyatna menjelaskan, pihaknya sudah menemukan adanya dugaan kecurangan secara kasat mata.

Menurut Ade Supriyatna, PKS sebagai salah satu partai pengusung Paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar tengah mengumpulkan temuan di lapangan yang dapat merugikan Capres usungan maupun calon legislatifnya.

Baca Juga: Puskesmas Ratujaya Depok Beri Penyuluhan Tuberkulosis, 2 Dokter Langsun Turun Tangan

Ade Supriyatna membeberkan, dugaan kecurangan Pemilu 2024 itu mengarah pada money politic atau yang sering disebut dengan serangan fajar jelang hari pencoblosan yang dinilai berpengaruh besar dalam pemberian hak suara.

 "Sebenarnya, kasat mata baik Pilpres maupun legislatif sudah kelihatan di masyarakat. Money politik yang diakhir-akhir ini memperngaruhi pemilih, itu juga jadi catatan penting kualitas Pemilu di Indonesia, khususnya Kota Depok," beber Ade Supriyatna.

Halaman:

Tags

Terkini