satelit

Ainih Korban Banjir Jembatan Penghubung di Depok : Sudah Ngungsi dari 2019, Rp500 juta Tenggelam

Selasa, 7 Mei 2024 | 11:58 WIB
KORBANBANJIR : Kontrakan Ainih di Jalan Nangka RT3/4 Pasir Putih, selaku korban yang terdampak banjir di Jembatan Penghubung Pasir Putih-Cipayung, Jalan Mawar RT3/4 Pasir Putih, Sawangan, Depok, Senin (6/5). (ALDY RAMA/RADAR DEPOK )

RADARDEPOK.COM– Banjir yang menggerayangi Jembatan Penghubung Pasir Putih-Cipayung, Jalan Mawar, RT3/4 Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, membuat warga sekitar yang tinggal di sekitar lokasi memilih pindah dan mengontrak.

Ainih, merupakan salah satu warga yang terdampak dari banjir yang melanda di jembatan penghubung tersebut. Perempuan berusia 60 tahun itu, sudah meninggalkan rumah pribadinya sejak tahun 2019.

Baca Juga: Hadiri HUT Gereja HKI Depok, Sekda Supian Suri Tekankan Pentingnya Menjaga Toleransi Umat Beragama

Saat disambangi Radar Depok pada Senin (6/5), Ainih kini mendiami salah satu kontrakan di Jalan Nangka, RT3/4 Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Pasalnya, rumah pribadinya yang berada di sekitar jembatan penghubung itu sudah rata dengan tanah. Kerugian yang dialami ditaksir lebih dari Rp500 juta.

Saat meninggalkan rumah pribadinya, Ainih tidak bisa membawa satupun barang berharga miliknya, lantaran rumah seluas sekitar 280 meter yang sudah ditempatinya selama puluhan tahun itu, terendam banjir yang kala itu mencapai ketinggian seleher orang dewasa.

“Lima tahun yang lalu, sekitar tahun 2019 itu saya sudah pindah dari rumah pribadi saya. Saya itu orang pertama yang pindah dan mengontrak,” ungkap Ainih kepada Radar Depok, Senin (6/5).

Baca Juga: Promo Lagi! Taman Safari Bogor buka Promo Flash Sale Safari Malam, Tiket cuma Rp145 Ribu

Ainih memilih pindah dan mengontrak, lantaran banjir yang melanda tahun 2019 itu mencapai ketinggian seleher orang dewasa, yang membuat seluruh barang elektronik dan barang berharga lainnya tak bisa diselamatkan.

“Semua terendam. Tak ada barang yang bisa diambil. Akhirnya saya memutuskan pindah dan mengontrak. Tetapi tidak menetap di satu kontrakan saja. Saya itu dulunya pindah-pindah kontrakan, tapi masih di lingkup RT3/4,” ungkap Ainih.

Ainih membeberkan, kerugian yang ditaksir ditotal mencapai Rp500 juta lebih, usai meninggalkan tiga rumah yang ditempatinya selama lebih dari 25 tahun tersebut, dengan total luas bangunan yang diperkirakan mencapai 280 meter.

Baca Juga: Infrastruktur Pondok Cina Kota Depok Sedot Biaya Rp900 Juta, Ada yang Jumlahnya sampai 1000 titik

“Kehilangan rumah yang sudah ditempati 25 tahun lebih itu tentunya membuat saya sedih. Apalagi kan saya membangun rumah itu dicicil, sampai meminjam uang untuk merapikan rumah hingga berdiri kokoh,” tutur Ainih.

Sangat disayangkan, rumah yang dulunya dibangun dengan jerih payahnya itu kini sudah rata dengan tanah sekitar tahun 2021, imbas dari banjir yang selalu menggerayangi sekitar jembatan penghubung.

“Ya sekarang saya tinggal di kontrakan ini, dengan biaya Rp1,3 juta perbulan yang saya keluarkan untuk sewa kontrakan, sembari jualan nasi uduk, gorengan, lontong sayur, minuman, dan aneka makanan sarapan pagi,” jelas Ainih.

Baca Juga: Walikota Depok Incar Desy Ratnasari di Pilgub Jabar 2024, Ini Alasannya

Halaman:

Tags

Terkini