RADARDEPOK.COM - Program Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Kota Depok terus berkomitmen pada pemberdayaan ekonomi dan pendampingan psikologis bagi perempuan di Depok.
Beberapa inisiatif utama dalam program ini meliputi pemberdayaan ekonomi di tingkat kelurahan dan kota, serta dukungan khusus untuk perempuan korban kekerasan.
Baca Juga: Ilham Siap Dengan Segala Kemungkinan, Termasuk Jika Lawan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok, Nessi Annisa Handari mengatakan, program Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) melaksanakan pertemuan rutin setiap dua bulan untuk pendampingan psikologis bagi perempuan yang berada dalam bimbingan mereka.
Saat ini, sekitar 40 orang perempuan terdaftar dalam program ini. Pertemuan rutin ini diadakan di Balaikota Depok, dimana peserta mendapatkan pendampingan psikologis yang mendalam.
"Kalau yang dalam binaan kami, yang sudah masuk ke dalam sekitar 40 orang. Secara rutin ada pertemuan per dua bulan sekali," ujar Nessi Annisa Handari kepada Radar Depok, Jumat (26/7).
Nessi Annisa Handari menuturkan, setelah menjalani proses pendampingan psikologis, PEKKA melanjutkan dukungannya dengan membantu pemberdayaan ekonomi bagi perempuan yang telah menunjukan kekuatan dan kemajuan. Ini dirancang untuk melatih mereka sesuai dengan minat dan bakat masing masing.
"Setelah peserta merasakan kemajuan dan kekuatan dari pendampingan psikologis, kami fokus pada pemberdayaan ekonomi mereka. Kami menawarkan pelatihan yang sesuai dengan passion mereka, seperti menjahit, kuliner, tata boga, dan tata rias," kata Nessi Annisa Handari.
Baca Juga: BRI KC Jakarta Pasar Minggu Undi Panen Hadiah Simpedes
Nessi Annisa Handari melanjutkan, peserta PEKKA akan diberikan pelatihan intensif selama seminggu kepada perempuan untuk meningkatkan keahlian khusus mereka sebagai bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi.
Pelatihan ini digelar untuk memastikan bahwa peserta memiliki keterampilan yang memadai sebelum diberikan alat dan bahan untuk memulai usaha mereka.
"Mereka akan dilatih selama seminggu, setelah itu akan kita berikan alat dan bahan sesuai dengan jenis pelatihan mereka. Misalnya kalau menjahit, dibelikan mesin obras dan mesin jahit. Kalau tata rias berarti alat-alat untuk rambut, dan lain sebagainya," ucap Nessi Annisa Handari.
Nessi Annisa Handari juga mengungkapkan, setelah mengikuti pelatihan intensif selama seminggu, peserta PEKKA mulai menerapkan keahlian mereka dalam pemberdayaan ekonomi. PEKKA terus memantau perkembangan usaha hingga membantu agar bisa memiliki izin usaha dan sertifikat halal serta memberikan dukungan tambahan untuk memastikan keberhasilan.