RADARDEPOK.COM-Penyandang disabilitas atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang merupakan siswa SMPN 8 Depok berinisial R (15) dirawat di RS Brimob Kelapa Dua, akibat melampiaskan frustrasinya dengan memukul kaca kelas.
Saat ini, R mengalami trauma akibat perundungan fisik yang kerap diterima dari teman-teman sekolahnya. Korban yang merupakan siswa inklusi, mengaku takut untuk kembali ke sekolah setelah insiden tersebut.
Merespon kejadian itu, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok langsung bergerak cepat untuk menangani kasus itu dengan serius.
Baca Juga: Kinerja Jeblok KPU Depok : Anggaran Besar, Sosialisasi Tak Beredar, Angka Golput Terancam Membesar!
“Kami prihatin dengan apa yang dialami oleh ananda R. Anak-anak berkebutuhan khusus seharusnya mendapatkan lingkungan yang aman dan nyaman di sekolah,” ungkap Kepala DP3AP2KB Kota Depok, Nessi Annisa Handari, beberapa waktu lalu.
Selain itu, kata Nessi Annisa Handari, DP3AP2KB berencana bekerja sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok untuk memberikan edukasi di SMPN 8 Depok terkait penanganan bullying, terutama terhadap siswa inklusi.
“Kami akan melakukan pendampingan untuk memulihkan trauma yang dialami ananda R agar ia bisa kembali bersekolah dengan aman," jelas Nessi Annisa Handari.
Tidak hanya fokus pada korban, Nessi mengatakan, pihaknya juga berencana untuk melakukan pendampingan terhadap siswa lain yang terlibat dalam insiden tersebut.
“Kami akan memastikan pendampingan khusus, tidak hanya kepada korban tetapi juga kepada siswa-siswa yang terlibat agar kejadian serupa tidak terulang,” terang Nessi Annisa Handari.
Saat ini, fokus utama DP3AP2KB Kota Depok adalah pada pemulihan psikologis korban. Selain itu, rencana kunjungan ke sekolah akan dilakukan untuk memberikan pendampingan dan edukasi kepada siswa serta guru terkait pentingnya menciptakan lingkungan yang ramah dan inklusif bagi seluruh siswa.
"Kasus bullying ini telah mendapat perhatian serius dari pihak berwenang, dan tindakan cepat yang diambil oleh DP3AP2KB diharapkan dapat mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang," tandas Nessi Annisa Handari. ***