RADARDEPOK.COM-Gema adzan isya itu memecah keheningan malam di sebuah hall serba guna curug, lapangan tennis herman karno. Suaranya melantun dari musala kecil di tepi jalan, mengundang siapa pun yang mendengarnya untuk sejenak berhenti dari hiruk-pikuk dunia.
Laporan : Risky Dwi Lestari
Di bawah langit yang mendung tipis, suara muadzin menggema, menyejukkan hati, seakan menjadi pengingat bahwa waktu terus berjalan dan di antara waktu-waktu itu, ada jeda untuk mengingat Allah SWT.
Baca Juga: Walaupun Sederhana Namun Menarik! Inilah Tips Desain Teras Rumah Minimalis
Banyak sekali fadhilah atau keutamaan shalat yang dilakukan secara berjamaah. Di antara keutamaannya adalah menjadi washilah terhindar dari api neraka sekaligus bisa menyelamatkan kita dari sifat munafik.
Salat berjamaah secara langsung dituntunkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dengan penekanan khusus.Setiap muslim yang melakukannya akan diganjar dengan pahala lebih besar dibanding salat sendirian (munfarid).
Berbagai keutamaan, berbagai manfaat juga yang akan didapatkan. Salah satunya yaitu muslim yang menjalankan salat berjamaah menjadi pembeda dari kaum munafik. Saat hati dirasuki jiwa munafik, maka muncul keengganan untuk menjalankan shalat.
Berbondong bondong, tingkatkan dakwah dan ukhuwah. Warga curug, melangkahkan kaki bergegas ke Lapangan Tennis untuk melaksanakan Sholat Isya secara berjamaah secara seksama memenuhi shaf-shaf yang kosong.
Baca Juga: Mantan Anggota DPRD Kota Depok Laporkan Kasus Pencemaran Nama Baiknya, Ini Kronologisnya
“Assalammualaikum, neng mau sholat juga?, Mari kita berjamaah bersama-sama,” ucap salah seorang warga kelurahan curug yang akan segera salat berjamaah.
Keikhlasan dan kekhusuan dalam menunaikannya, sehingga mampu menyambung dengan sang khalik. Peluang diterimanya shalat berjamaah, sangat tinggi karena satu saja jamaah bisa memenuhi unsur-unsur tersebut, maka shalat seluruh jamaah akan diterima Allah SWT.
Baca Juga: Sudah Tahu? Ternyata Sobat Depok Bisa Staycation Bak Hutan Amazon di Jakarta!
Di sebuah shaf belakang imam, Pak Herman Karno turut mengimbau dalam aktivitas tersebut. Kegiatannya yang produktif kini bersiap, menunaikan salat isya bersama-sama postur tubuhnya yang sudah tua tetap giat dalam menjalankan syariat agama.
“Setiap dengar adzan, saya selalu salat berjamaah,” ucapnya pelan sambil senyum.