RADARDEPOK.COM-Sebagai bagian dari upaya menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mengedukasi masyarakat, kawasan wisata edukasi Damar Langit Ciliwung, The Majestic Ciliwung Riverfront, mengadakan kegiatan tanam pohon dan bersih-bersih Sungai Ciliwung di Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Sabtu (21/6).
Executive Director Damar Group, Abimantrana Naufalrazzaq menjelaskan, program tersebut merupakan bagian dari komitmen jangka panjang perusahaan dalam mengembangkan kawasan berbasis ekowisata dan edukasi lingkungan di sepanjang aliran Sungai Ciliwung.
“Sebelum memulai pembangunan tahun lalu, kami sudah terlebih dahulu menjalin komunikasi dengan Komunitas Ciliwung Depok. Dari beberapa kali susur sungai, kami melihat langsung kondisi lingkungan dan aktivitas warga yang masih bergantung pada sungai,” jelas Abimantrana kepada Radar Depok, Minggu (22/6).
Menurut Abimantrana, salah satu perhatian utama adalah masih maraknya pembuangan limbah sampah ke sungai, serta praktik penangkapan ikan dan bahan berbahaya.
“Dari temuan tersebut, kami terdorong untuk membangun kawasan edukasi lingkungan yang terintegrasi, tidak hanya sebagai tempat wisata, namun juga sebagai pusat informasi dan pembelajaran tentang ekosistem Ciliwung,” ujar Abimantrana.
Baca Juga: Dukung Pengendalian Banjir Jakarta, PPLI Tanam Pohon di Hulu Ciliwung
Damar Langit Ciliwung dibangun dengan konsep edukatif dan berkelanjutan. Di dalamnya terdapat restoran ramah lingkungan, taman bermain anak, serta akan dilengkapi dengan museum mini bertema Ciliwung.
Abimantrana mengatakan, nantinya pengunjung dapat belajar tentang keanekaragaman hayati sungai, melihat biotop dalam akuarium dan terarium, hingga mengikuti berbagai workshop pengelolaan limbah dan daur ulang.
“Kami sedang siapkan storyboard, narasi sejarah dan ekosistem Ciliwung, juga akan ada pelatihan pengolahan sampah plastik jadi produk,” kata Abimantrana.
Tak hanya itu, lanjut Abimantrana, kawasan itu juga dilewati dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) mini, berfungsi menyaring limbah rumah tangga dari pemukiman sekitar agar tidak langsung mencemari sungai.
“Akhirnya saluran limbah warga yang tadinya itu berbusa dan bau banget. Nah kita bikinin mini wastewater treatment plant, Ipal untuk warga dan untuk kita,” ujar Abimantrana.
Baca Juga: Pengabdian Masyarakat UKM Multimedia JGU Peduli Kelestarian Sungai : Borong 317 Kg Sampah Ciliwung
Abimantrana menuturkan, Sungai Ciliwung mengalami penurunan drastis dalam keanekaragaman hayati, dari sekitar 187 spesies ikan asli di Ciliwung pada tahun 1990-an. Namun hingga tahun 2024, jumlah tersebut menyusut tajam menjadi hanya 25 spesies. Artinya, sekitar 86 persen spesies ikan Ciliwung telah punah dalam kurun waktu tiga dekade terakhir.
“Kondisi ini menggugah kami untuk bergerak, bukan sekadar untuk menyelamatkan ekosistem, tetapi juga menumbuhkan kesadaran publik melalui pendekatan edukatif. Salah satunya adalah pembangunan kawasan edukasi Majestik Ciliwung, yang digagas sebagai ruang pembelajaran sekaligus rekreasi bagi masyarakat,” tutur Abimantrana.
Kawasan ini dikemas layaknya tempat wisata terpadu dengan elemen edukasi. Pengunjung bisa menikmati makanan, bersantai, namun di saat bersamaan juga memperoleh pengetahuan tentang ekosistem Ciliwung, termasuk flora, fauna, dan sejarah sungai. “Konsepnya seperti museum hidup. Tanpa sadar, pengunjung mendapatkan informasi baru,” tambahnya.