RADARDEPOK.COM-Walaupun bukan menjadi sekolah rujukan inklusi di wilayahnya. SMP Negeri 15 Depok berkomitmen untuk terus bias memberikan pendidikan bagi seluruh Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Kota Depok.
Pada masa Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026, SMPN 15 Depok menerima sebanyak tiga anak inklusi yang saat ini juga sudah mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolahnya.
Kepala SMPN 15 Depok, Atiyatul Farida menjelaskan, ini merupakan salah satu kewajiban SMPN untuk menerima siswa inklusi di masing-masing sekolah, dengan kuota pada SPMB tahun ajaran 2025/2026 sebanyak 2 persen.
“Pemerintah sudah mengatur mengenai sekolah inklusi wajib menerima siswa berkebutuhan khusus. Siswa baru di sekolah reguler tak harus selalu siswa dengan kondisi normal. Anak ABK pun juga bisa bersekolah di sini. Tentu dengan pola penanganan yang khusus,” ujar dia kepada Harian Radar Depok, Senin (21/7).
Namun, Atiyatul Farida menyayangkan, pada tahun ajaran baru ini taka da psikotes terkait seluruh siswa baru yang masuk di SMPN 15 Depok, dengan salah satu tujuanya untuk memastikan adanya anak inklusi atau tidak.
“Karena tidak ada psikotes, kami tidak tahu berapa siswa yang termasuk inklusi, karena bisa masuk melalui jalur lainya, seperti domisili yang tak bisa terpantau oleh sekolah, yang terdata melalui jalur inklusi hanya 3 orang,” ungkap dia.
Atiyatul Farida mengatakan, seiring berjalanya akan ketahuan bagi siswa yang termasuk inklusi, yaitu pada siswa yang slow learner atau anak-anak yang mempunyai kemampuan belajar lebih lambat dari anak lainya.
“Ini akan ketahuan saat berjalannya sekolah, dengan penilaian masing-masing siswa dari para gurunya masing-masing,” tutur dia.
Baca Juga: Ketua DPRD Usulkan Merger Gedung Jadi Solusi Kekurangan Kelas di SMPN 15 Depok
Dalam menghadapi hal tersebut, kata Atiyatul Farida, sekolah memberikan perhatian khusus terhadap anak-anak yang termasuk inklusi, yang dibuat penyebaran di masing-masing kelas agar para anak bisa berbaur dengan siswa normal lainya.
“Kami sebar, di masing-masing kelas ada, agar siswa lainya bisa menbantu siswa ini agar bisa belajar dengan baik,” kata dia.
Atiyatul Farida mengatakan, saat ini yang terhitung dari data SMPN 15 Depok, terdapat sekitar 20 anak inklusi dari kelas 7,8 dan 9.
“Ada sekitar 20 siswa inklusi dari semua angkatan yang aktif, dengan berbagai jenis inklusi yang dialami para siswam,” tutur dia. ***