satelit

Mengintip HUT RAPI Kota Depok ke 29 : Senjata Komunikasi Terampuh saat Bencana Alam, Bakal Terjun ke Sekolah hingga Pemerintahan

Senin, 25 Agustus 2025 | 06:30 WIB
SUKACITA : Hari Lahir (Harlah) Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Kota Depok Ke-29 yang berlangsung di Pemancingan PMC / Telaga Srikandi Jalan Pitara Kelurahan/Kecamatan Pancoranmas Pancoranmas, Kota Depok, Minggu (24/8). (RISKY DWI LESTARI/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM-Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Wilayah Kota Depok merayakan Hari Lahir (Harlah) ke 29 yang digelar pada Sabtu (24/8). Di momen ini, mereka berencana meluncurkan program go to school, go to campus, dan go to government.

Laporan : Risky Dwi Lestari

Momen HUT RAPI Kota Depok ke 29 ini sekaligus mempertegas komunikasi analog yang terbukti vital, sehingga layak dipertahankan. Rangkaian kegiatan itu berlangsung meriah dengan berbagai rangkaian kegiatan mulai dari apel, lomba mancing, bazar, lomba tebak sinyal, hiburan dan pembagian doorprize.

Ketua RAPI Provinsi Jawa Barat (JZ10BJY), Yaya Dachyarna mengatakan, peringatan Harlah ke  29 kali ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi. Namun, memperkuat peran RAPI sebagai organisasi sosial kemasyarakatan yang bermanfaat bagi warga.

“Alhamdulillah Harlah RAPI ke-29 di Kota Depok ini dihadiri anggota dari berbagai wilayah Jabotabek. Ini momentum yang sudah lama tidak dirayakan semeriah ini. Kegiatan ini sekaligus bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia,” ungkap Yaya kepada Radar Depok, Minggu (24/8).

Menurut Yaya Dachyarna, meskipun era digitalisasi sudah semakin banyak digunakan masyarakat, komunikasi analog tetap dipertahankan RAPI karena terbukti vital dalam kondisi darurat, khususnya saat bencana.

Baca Juga: Groundbreaking Relokasi Kabel Udara Jalan Pemuda, Walikota Depok Pastikan Kota Lebih Rapi dan Aman

“RAPI berdiri sejak tahun 80-an dan sampai sekarang masih eksis. Kami tetap mempertahankan analog, karena pada saat bencana saluran digital bisa mati, sementara analog masih bisa hidup hanya dengan baterai. Jadi fungsinya sangat penting untuk mendukung BPBD, Basarnas, maupun instansi lain,” kata Yaya Dachyarna.

Selain itu, Yaya Dachyarna menegaskan pihaknya juga berperan membantu pemerintah dalam pengawasan penggunaan frekuensi. Anggota RAPI sendiri, tersebar di 27 kota/kabupaten di Jawa Barat dan bekerja sama dengan Balai Monitoring (Balmon) Kelas 1 Bandung dan Jakarta.

“Kami mendukung pemerintah dalam menertibkan frekuensi ilegal serta rutin dilibatkan dalam pengawalan berbagai kegiatan, termasuk operasi Nataru, Lebaran, hingga kegiatan kepolisian dan TNI,” tegas Yaya Dachyarna

Ke depannya, ungkap Yaya Dachyarna RAPI akan meluncurkan program go to school, go to campus, dan go to government. Program ini bertujuan memberikan edukasi komunikasi kepada generasi muda, termasuk Pramuka, OSIS, dan perangkat pemerintahan hingga tingkat RW.

“Kami tidak ingin RAPI hanya berisi orang tua saja. Insyaallah akan ada sekitar 4.000 anggota dari unsur pemerintah di Kota Depok yang akan diberi bimbingan tata cara komunikasi. Harapannya bisa menjadi anggota RAPI yang baik dan benar,” ungkap Yaya Dachyarna.

\Baca Juga: Cara Puskesmas Ciburayut, Cigombong Tekan TBC : Dilayani Program Rapi Cegah TBC, Dipantau Kader Terlatih

Sementara itu, Ketua RAPI Kota Depok (JZ10HTG), Muhamad Lutfi mengatakan, pihaknya mendukung penuh arahan dari Jawa Barat, termasuk penguatan komunitas muda. Bahkan, saat bencana, seperti mati listrik atau internet, komunikasi RAPI tetap bisa digunakan di 11 kecamatan Kota Depok untuk berkoordinasi.

“Sekarang banyak anak muda dari komunitas mobil yang masih aktif menggunakan frekuensi analog,” ujar Lutfi.

Halaman:

Tags

Terkini