Senin, 22 Desember 2025

Cara Puskesmas Ciburayut, Cigombong Tekan TBC : Dilayani Program Rapi Cegah TBC, Dipantau Kader Terlatih

- Jumat, 25 Juli 2025 | 11:25 WIB
Pendampingan oleh tenaga kesehatan Puskesmas Ciburayut pada penderita TBC.  (DOKUMEN KABAR BOGOR)
Pendampingan oleh tenaga kesehatan Puskesmas Ciburayut pada penderita TBC. (DOKUMEN KABAR BOGOR)

RADARDEPOK.COM-TBC bukan menjadi momok penyakit yang begitu menakutkan jika ditangani secara rutin dan konsisten. Apalagi ditambah dengan program Rapi Cegah TBC yang dimiliki Puskesmas Ciburayut di Kecamatan Cigombong, Insya Allah pasien akan berangsur pulih.

Laporan : Achmad Kurniawan

Puskesmas Ciburayut di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, punya cara jitu dalam menekan angka putus berobat penderita tuberkulosis (TBC), yakni dengan program Rapi Cegah atau Rajin Minum Obat, Patuhi Panduan, Ikuti Prosedur.

Baca Juga: Tinjau Pengelolaan Sampah di Purwasari, Aan Minta Sampah jangan Menumpuk di Galuga

Kepala Puskesmas Ciburayut, dr. Arief Fadhillah menjelaskan, masih banyak pasien yang menghentikan pengobatan di tengah jalan karena minimnya pemahaman dan kurangnya pendampingan. Padahal, pengobatan TBC memerlukan konsistensi selama minimal enam bulan tanpa putus.

“Melalui program Rapi Cegah TBC, kami membangun sistem dukungan yang menyeluruh, melibatkan petugas kesehatan, kader, dan keluarga pasien agar pengobatan bisa dipantau dan dijalani dengan baik,” ujar Arief.

Baca Juga: Pemberdayaan Masyarakat melalui Implementasi Sensor Pertanian dan Monitoring Tanaman Hidroponik Berbasis Teknologi Digital

Arief menerangkan, program ini tidak hanya fokus pada pemberian obat, tetapi juga mengedepankan edukasi dan pendekatan sosial.

Pasien dan keluarganya diberikan informasi yang mudah dipahami mengenai pentingnya pengobatan TBC, dilengkapi dengan pendampingan kader terlatih yang melakukan pemantauan harian.

Baca Juga: Lapas Cibinong Terapkan Sistem Pendaftaran Online Lewat Aplikasi SMARTPAS, Begini Cara Kerjanya!

“Baik secara langsung maupun melalui grup komunikasi seperti WhatsApp. Kunjungan rumah secara berkala juga menjadi bagian dari pendekatan humanis yang diterapkan,” terang Arief.

Ia menambahkan, sejak mulai diterapkan awal tahun 2025, program ini menunjukkan dampak yang menggembirakan. Banyak pasien merasa lebih semangat menjalani terapi karena mendapatkan perhatian dan dukungan moral dari lingkungan sekitarnya.

Baca Juga: Nongkrong dan WFC Mulai dari Jam 7 Pagi di Sevenbillion Coffee Depok yang Cozy Abis!

“TBC bukan hanya masalah medis, tapi juga masalah sosial. Kami ingin pasien merasa tidak sendiri, dan masyarakat ikut mengambil peran dalam proses penyembuhan,” katanya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Sah! Muhamad Yusril Nakhodai PK KNPI Ciawi

Minggu, 21 Desember 2025 | 16:21 WIB

MPI Kabupaten Bogor Sabet Dua Medali di Kejurda Jabar

Sabtu, 20 Desember 2025 | 22:52 WIB

Ini Tiga Titik Hambat di Jalur Puncak Bogor

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB

Pemkab Bogor Semangat Sukseskan Program MBG

Kamis, 18 Desember 2025 | 08:45 WIB
X