RADARDEPOK.COM-Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok terus berupaya dalam menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan mendukung bagi semua peserta didik, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Salah satu upayanya tersebut adalah, dengan memberikan sosialiasi terkait pengembangan dan pelatihan sekolah inklusif, bagi 250 guru Jenjang Paud, SD hingga SMP yang ada di Kota Depok, beberapa waktu lalu, di aula lantai 10, Gedung Baleka 2, Balaikota Depok.
Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kota Depok, Muhammad Yusuf menjelaskan, kegiatan ini bertujuan agar peserta dapat memahami lebih mendalam tentang standar sekolah inklusi yang sudah ditentukan.
“Memiliki keterampilan menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI), baik secara akademik maupun non akademik dan mampu melakukan modifikasi Kurikulum saat ini,” ujar dia kepada Harian Radar Depok, Senin (25/8).
Lanjut Muhammad Yusuf, kegiatan ini juga agar mendorong satuan pendidikan di Kota Depok bisa menjadi agen perubahan, dalam menciptakan lingkungan belajar yang nyaman bagi seluruh siswa, termasuk para peserta didik Inklusi.
“Kami menghadirkan narasumber langsung dari Universitas Indonesia (UI), yakni Prof Farida Kurniati, yang menjelaskan terkait pengembangan potensi diri dalam lingkungan yang aman, kreatif, dan suportif bagi anak-anak disabilitas,” tutur dia.
Baca Juga: Mulai dari Rp 9 Ribu, Bisa Nikmati Susu Sapi dan Kambing Murni di Teras Susu Mampang Depok!
Muhammad Yusuf berpesan kepada seluruh peserta agar bisa mengedepankan pelayanan yang inklusif. Pelayanan yang mampu menyediakan akses dan kesempatan yang setara bagi seluruh warganya.
“Penting bagi kita untuk tetap mengedepankan prinsip inklusifitas dalam hal pelayanan, terutama kepada peserta didik berkebutuhan khusus,” ujar dia.
Baca Juga: Pengsimatoga Jalan Enam Depok Juara Umum II Piala Kemendagri, Gondol 35 Medali
Memberikan pelayanan yang inklusif, lanjut dia, merupakan upaya untuk mewujudkan salah satu misi Kota Depok, yang juga digagas Walikota Depok, Supian Suri dan Wakil Walikota Depok Chandra Rahmansyah, yakni pembangunan sumber daya manusia yang inklusif.
“Dinas Pendidikan juga mencoba menyelenggarakan sebuah sistem penerimaan murid dan prosen pembelajaran yang inklusif," kata dia.
Baca Juga: Font Berbeda, Mood Berubah? Ini Dampaknya pada Postingan