pendidikan

Melalui Pengabdian Masyarakat, Universitas Indonesia Ajak Lansia di Kampung Lio Depok Membatik untuk Cegah Demensia

Senin, 8 September 2025 | 11:48 WIB
Universitas Indonesia saat melakukan kegiatan membatik bersama Lansia di Kampung Lio, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoranmas. (ISTIMEWA)

Dosen di FIB UI, Ade Solihat yang telah mendampingi Ratna Batik Depok sejak 2017, sebenarnya Kota Depok, bukanlah sentra pengrajin batik. Sebagai kota urban dengan variasi penduduk asal daerah yang sangat beragam, banyak warga Depok, yang berasal dari wilayah yang terkenal sebagai kota Batik. Ratna adalah salah satu diaspora Jawa (Yogyakarta) di Depok, yang sudah berada di kota Depok puluhan tahun. Jiwa dan keterampilan membatik Ratna ini dikembangkan di kota urban Depok. Menariknya, Ratna mengangkat motif-motif sejarah dan budaya Kota Depok.

"Motif Gong Si Bolong ini salah satu yang dikreasikan sebagai simbol ikonik kota Depok. Gong Si Bolong adalah mitos yang dipercayai oleh masyarakat Depok, berupa gong yang bolong namun mengeluarkan bunyi sesewaktu. Gong si bolong ini  ada di wilayah Tanah Baru, Depok. Banyak orang Depok belum mengenal Gong Si Bolong ini" jelas Ratna.

Selain motif Gong Si Bolong, ada motif lain yang dikreasikannya dari unsur-unsur budaya masyarakat kota Depok. Salah satu motif diangkat dari kesenian Betawi, yaitu motif topeng Cisalak. Ratna juga menemukan Benggol, mata uang zaman Belanda, yang dijadikan motif.

Ada juga motif yang diambil dari Tugu Sawangan, yaitu sebuah tugu bersejarah yang terletak di tepi Jalan Muctar Raya, Sawangan, Kota Depok. Tugu Sawangan ini merupakan simbol sejarah perjuangan masyarakat Sawangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari sekutu.

Warga Lansia Kampung Lio Bahagia Membatik

Dalam sambutannya, Tokoh Masyarakat Kampung Lio, Yusuf menyampaikan apresiasi mendalam atas kepedulian UI terhadap kesehatan lansia di tengah gempuran urbanisasi dan mobilitas tinggi di Kota Depok. 

Baca Juga: Video BEM UI Ricuh dengan Panitia OKK Beredar

“Bagi kami, kegiatan ini bukan hanya pelatihan membatik, tetapi juga ruang kebersamaan yang menguatkan ikatan sosial di antara warga. Lansia merasa dihargai dan diberdayakan, bukan ditinggalkan,” ujar Yusuf dalam sambutannya. 

Sebelum pelatihan dimulai, Ratna Septiana Wulandari, pemilik Ratna Batik and Craft sekaligus perajin batik Depok menjelaskan, sejarah batik dan adanya kegiatan membatik di Depok. Dia juga menjelaskan alat-alat membatik, dan fungsi-fungsinya.

“Alat membatik utama, yaitu canting, malam, kain mori;  alat pendukung, yaitu wajan, kompor, gawangan, serta alat penyelesaian, yaitu pewarna dan pelorodan," tutur Ratna.

Para peserta, yang sebagian besar merupakan kelompok lansia di Kampung Lio, menunjukkan semangat tinggi dalam mengikuti pelatihan.

Salah satu peserta pelatihan membatik, Ayu menyampaikan perasaannya, membatik membutuhkan konsentrasi, koordinasi tangan-mata, juga perasaan.

Baca Juga: Kompak! UI Siap Dukung Pembinaan di Rutan Depok : Ini yang Mau Dilakukan

Demikian juga, keseluruhan Ibu-Ibu yang hadir dan mendapatkan pelatihan membatik hari itu merasakan hal yang sama dan sangat ingin kegiatan ini dilanjutkan. ***

Halaman:

Tags

Terkini

LDKS jadi Fondasi Kepemimpinan Siswa SMKN 3 Depok

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:15 WIB

Perayaan Natal TK dan SD Kwitang 8 PSKD Penuh Sukacita

Senin, 15 Desember 2025 | 21:57 WIB