RADARDEPOK.COM-SMP Negeri 16 Depok mempunyai caranya tersendiri dalam meningkatkan minat baca dan memberikan pemahaman budaya lokal dikalangan peserta didik di sekolahnya. Yakni, dengan menjalankan program pembiasaan literasi.
Program pembiasaan literasi yang dilaksanakan SMPN 16 Depok, yang terletak di Jalan Pintu Air Tiga, Kelurahan Cimpaeun, Kelurahan Tapos ini, dijalankan setiap hari selasa, yang diintegrasikan dengan mata pelajaran.
Baca Juga: Tahu Aci Gurih dengan Cocolan Sambal Kecap, Cocok untuk Camilan Sore
Wakil Kesiswaan SMPN 16 Depok, Hamsin Indah Febianti menjelaskan, saat ini SMPN 16 Depok masih menerapkan sistem dua sesi waktu belajar, maka program literasi tetap dilaksanakan juga untuk siswa yang masuk di shift kedua.
“Yakni siswa kelas VIII yang berjumlah sembilan rombongan belajar (rombel). Bedanya untuk program literasi di shift kedua ini, dilaksanakan sebelum siswa pulang sekolah,” kata ujar dia kepada Harian Radar Depok, Minggu (8/9).
Baca Juga: Presiden Prabowo Bentuk Kementerian Baru dan Rombak Kabinet, Ini Rinciannya!
Sementara untuk siswa shift pertama, kegiatan literasi dilaksanakan sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dimulai.
Menurut dia, program yang telah berjalan rutin setiap pekan di hari Selasa ini diintegrasikan dengan jadwal mata pelajaran. Hal ini menunjukkan komitmen sekolah untuk menjadikan literasi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari seluruh disiplin ilmu.
“Program literasi disesuaikan dengan pembagian mata pelajarannya.Seluruh mata pelajaran dapat bagian tiap pekannya untuk program pembiasaan literasi,” ujar dia.
Pada pelaksanaannya, lanjut Hamsin Indah Febianti, tema yang diangkat beragam dan sarat akan nilai edukasi. Salah satu tema yang baru saja dibahas adalah kuliner khas Depok, yakni Dodol Depok.
Baca Juga: Keren! Produk Warga Binaan Lapas Cibinong Diminati Umat Gereja Katolik Paroki Cibubur
Selain itu, proses pembelajaran tidak hanya sekadar mengetahui produknya, tetapi juga mendalami nilai budaya di dalamnya.
“Penjelasan tentang Dodol Depok dilakukan dengan menggunakan Bahasa Sunda. Pendekatan multilingual ini tidak hanya memperkaya wawasan kuliner tetapi juga melestarikan bahasa daerah sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia,” ungkap dia.
Baca Juga: Resmi! Inilah Daftar Menteri Baru yang Dilantik Oleh Presiden Prabowo Subianto Hari Ini