satelit

Budidaya Maggot di Kelurahan Cilangkap Depok Tak Dilanjutkan, Warga RW20 Kompak Lakukan Penolakan, Begini Alasannya

Kamis, 11 September 2025 | 05:35 WIB
Camat Tapos Jarkasih, Lurah Cilangkap Galih Catur Prasatya, Kasi Trantibum Pamwal SatPol PP Kota Depok, Teguh Santoso (Lurah Cilangkap sebelumnya) mengecek lokasi budidaya maggot di RW 20, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Rabu (10/9). (AGNESYA WIANDA/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM-Permasalahan budidaya maggot yang dijalankan oleh Kelompok Masyarakat (Pokmas) Karya Mandiri di RW20, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok, akhirnya mencapai titik akhir. Dalam musyawarah terbaru, warga secara tegas menyatakan penolakan terhadap keberlanjutan program tersebut.

Penolakan tersebut menjadi penegasan sikap warga yang sejak awal merasa kurang dilibatkan dalam perencanaan program, sejumlah keberatan telah disuarakan, mulai dari persoalan bau hingga lokasi yang dinilai tidak tepat.

Camat Tapos, Jarkasih mengakui, bahwa secara konsep, budidaya maggot merupakan program yang memiliki potensi manfaat bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat. Namun, dia menekankan pentingnya penerimaan warga sebagai syarat utama keberlanjutan program.

“Intinya, program ini baik. Tapi saya kembalikan lagi kepada warga mau bagaimana keberlanjutannya,” ungkap Jarkasih kepada Radar Depok, Rabu (10/9).

Baca Juga: Budidaya Maggot di RW20 Kelurahan Cilangkap Depok Disetop : Ditolak Warga, Dikeluhkan Pokmas

Lurah Cilangkap, Galih Catur Prasatya menyampaikan, semua warga RW20 tetap menolak kegiatan tersebut.

“Warga tetap menolak adanya budidaya maggot itu,” ujar Galih.

Menurut Galih, pihak Pokmas dan Lurah sebelumnya, Teguh Santoso telah mengakui adanya kekeliruan dalam prosedur pelaksanaan program. Salah satu kekurangan utama adalah kurangnya sosialisasi kepada warga sebelum kegiatan dimulai.

“Pokmas dan Lurah sebelum saya, Teguh pun mengakui ada kesalahan prosedur,” kata Galih.

Galih menuturkan, budidaya maggot sering dianggap sebagai solusi inovatif dalam pengelolaan sampah organik dan sumber pakan alternatif. Namun, implementasinya di lingkungan padt penduduk kerap menimbulkan polemik jika tidak didukung dengan pendekatan sosial yang tepat.

“Dengan keputusan warga yang sudah bulat, program ini tidak bisa kita lanjutkan di lokasi tersebut,” tutur Galih.

Sebagai langkah tindak lanjut, Galih mengatakan, ada wacana untuk merelokasi kegiatan budidaya maggot ke lokasi lain yang lebih sesuai. Namun, hingga kini rencana tersebut belum finalisasi.

Baca Juga: Dorong Indeks Pembangunan Manusia Meningkat, 60 Persen Anak Putus Sekolah di Kelurahan Cilangkap Depok Kembali Bersekolah

“Memang ada rencana relokasi, tapi belum dimatangkan lagi,” ucap Galih.

Ketua Pokmas Karya Mandiri, Lukky Aris Setiawan mengatakan, segala keputusan sepenuhnya ada pada pihak kelurahan. Pihaknya mengikuti saja bagaimana arahan Lurah.

Halaman:

Tags

Terkini