RADARDEPOK.COM-Suasana khikmat menyelimuti Graha Unindra ketika lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu kebangsaan Malaysia berkumandang mengawali Seminar antar bangsa yang digelar bersama Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) dan Universitas Putra Malaysia (UPM), Senin (22/9).
Seminar bertajuk “Kelestarian Bahasa, Sastra, dan Budaya Nusantara untuk Abad ke-21” ini dibuka langsung oleh Rektor Unindra, Prof. Dr. Sumaryoto, yang sekaligus tampil sebagai Pembicara Utama.
Rektor UNINDRA dalam sambutannya menegaskan pentingnya kerja sama antarbangsa untuk menjaga warisan budaya dan bahasa.
“Kegiatan ini menjadi ruang bagi para pakar bahasa dan sastra untuk bertukar pendapat, menguatkan upaya pembelajaran, serta melestarikan budaya Indonesia dan Melayu. Unindra sendiri terus menunjukkan komitmen, salah satunya melalui pementasan wayang kulit yang digelar secara berkesinambungan,” ungkap Sumaryoto.
Dekan Pascasarjana Unindra, Assoc. Prof. Dr. Ir. Sunar Wahid, M.S., mengatakan, kolaborasi antara Unindra dan UPM menjadi contoh konkret eratnya hubungan akademik Indonesia–Malaysia.
“Seminar ini kesempatan berharga untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, sekaligus ide-ide inovatif dalam pelestarian bahasa, sastra, dan budaya nusantara,” jelasnya.
Sementara itu, pembicara utama dari Malaysia, Prof. Dr. Asmiaty Amat, menyoroti upaya pengajaran dan pengembangan bahasa serta sastra Melayu di Malaysia. Ia menekankan perlunya dukungan pemerintah melalui kebijakan yang berpihak agar pembelajaran semakin kuat dan berkesinambungan.
Hadir dalam kegiatan itu, para pejabat dari Universiti Putra Malaysia. Dr. Fazilah Husin mewakili Rektor UPM, YBrs. Prof. Madya Dr. Hazlina Abdul Halim selaku Dekan, yang diwakili Prof. Madya Datin Dr. Nik Rafidah Nik Muhamad Affendi dan Prof. Madya Dr. Mohd Zariat Abdul Rani.
Seminar yang berlangsung secara hibrida (daring dan luring) ini menghadirkan 120 makalah dari akademisi Indonesia dan Malaysia. Kegiatan ini juga menandai momen penting: UPM untuk ketiga kalinya menyelenggarakan kegiatan di Indonesia, dan Unindra menjadi perguruan tinggi swasta pertama di tanah air yang dipercaya untuk berkolaborasi.
Dengan semangat Nusantara yang menyatukan, seminar ini menjadi bukti bahwa bahasa, sastra, dan budaya bukan hanya warisan, tetapi juga jembatan persahabatan antarbangsa yang perlu terus dipelihara. ***