RADARDEPOK.COM–MA Pesantren Al-Hamidiyah melaksanakan kegiatan perdana Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics, and Madrasah Integration (STEAMMI) minggu ke-1 pada 22–24 September 2025.
Program ini diikuti oleh seluruh santri kelas X, XI, dan XII dengan tema Smart Sensor Discovery, Build and Move, Connected Living, yang dirancang sebagai wadah bagi santri untuk belajar teknologi mutakhir, mulai dari sensor, robotik, hingga Internet of Things (IoT) dengan tetap berpijak pada nilai-nilai pesantren.
Dalam kegiatan ini, Koordinator STEAMMI, Rina Sudaryanti menjelaskan, santri belajar sesuai jenjangnya. Kelas X mengenal instalasi sensor sederhana, kelas XI merakit rangka robot dan sistem penggerak, sedangkan kelas XII mengonfigurasi board ESP32 agar bisa terhubung ke jaringan internet.
“Tidak hanya itu, mereka juga dilatih menyusun proposal, membuat poster, hingga mendokumentasikan proses kerja,” ujar dia kepada Harian Radar Depok, Senin (29/9).
Baca Juga: Kinerja APBN Terjaga, Penerimaan Pajak di Jawa Barat III Tumbuh Positif
Pada hari kedua, lanjut dia, santri diuji dengan tantangan debugging dan penyempurnaan sistem otomasi. Siswa berhasil merakit berbagai prototipe, seperti robot bergerak dan lampu pintar berbasis IoT.
“Puncaknya, di hari ketiga setiap kelas menampilkan hasil karyanya sesuai tema yang ditentukan,” ucap dia.
Rina Sudaryanti mengatakan, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membentuk generasi santri yang kreatif dan berkarakter.
“Santri harus siap memimpin di era digital, tapi tetap berpegang pada nilai dan integritas,” tutur dia.
Sementara itu, Kebanggaan juga dirasakan oleh peserta, Leone Bensjamin dari kelas XI-F2, yang timnya sukses membuat prototipe robot.
Baca Juga: Tembus Top 3 Klasemen, Pebalap Astra Honda Tampil Kencang di IATC 2025 Motegi
“Kami membagi tugas dengan jelas, ada yang fokus pada kabel, ada yang merancang bentuk, dan ada yang memastikan coding berjalan baik. Dari sini kami belajar arti kerja sama dan tanggung jawab,” kata dia.
Melalui STEAMMI, MA Al-Hamidiyah ingin menegaskan bahwa santri tidak hanya mahir dalam ilmu agama, tetapi juga mampu berinovasi dalam bidang teknologi.