RADARDEPOK.COM-Hari Selasa itu menunjukkan, suasana di halaman sebuah kediaman warga di Kelurahan Duren Mekar, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok tampak ramai tawa dan obrolan ringan. Sejumlah ibu rumah tangga duduk lesehan sambil membawa botol-botol bekas berisi minyak jelantah. Di antara mereka, tampak seorang staff aparatur kelurahan, Aji Purnama sibuk menuang minyak sisa penggorengan ke wadah penampungan besar.
Laporan : Risky Dwi Lestari
Program jemput bola pengambilan minyak jelantah ini bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi juga bentuk nyata kedekatan aparatur dengan warganya. Layanan ini, sangat dapat dimanfaatkan oleh warga karena melayani tanpa harus datang ke kantor kelurahan, warga cukup menyiapkan minyak jelantah yang sudah dikumpulkan, dan petugas akan datang menjemput langsung.
Aji Purnama mengatakan, kegiatan ini dilakukan agar warga lebih mudah berpartisipasi dalam program penukaran minyak jelantah dengan minyak baru. Biasanya, warga menyerahkan minyak jelantah sebanyak tiga liter, yang kemudian ditukar dengan satu liter minyak goreng baru.
“Jadi hari ini kami sambangi langsung rumah warga yang sudah menampung minyak jelantah. Kami tawarkan sistem jemput bola, biar warga lebih mudah dan antusias,” ujar Aji Purnama kepada Radar Depok, Selasa (4/11).
Dia menuturkan, sebagian besar minyak jelantah dikumpulkan oleh ibu-ibu PKK serta para ketua RT dan RW setempat. Selain itu, ada juga warga yang sudah mengetahui informasi penukaran minyak tersebut dan memilih datang langsung ke kantor kelurahan.
“Biasanya ibu-ibu PKK dan ibu RT atau RW yang menampung tiga liter minyak jelantah untuk dibawa ke kelurahan. Tapi banyak juga warga yang datang langsung, karena sudah tahu program ini,” tutur Aji Purnama.
Selanjutnya, beber Aji Purnama, program pengumpulan minyak jelantah ini diharapkan dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan, serta memberikan manfaat ekonomi bagi warga.
“Selain itu, kegiatan ini juga mempererat hubungan sosial antara aparatur kelurahan dan masyarakat, dengan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan,” jelas dia.
Dengan cara sederhana seperti ini, Kelurahan Duren Mekar menunjukkan pelayanan publik tak harus selalu menunggu di kantor. Kadang, cukup dengan membawa wadah, dan senyum ke rumah warga, pelayanan bisa terasa jauh lebih dekat. ***