RADARDEPOK.COM - Polemik iuran pemeliharaan lingkungan (IPL) Cinere Resort Apartemen (CRA), Depok, berakhir panas antara warga dan pengelola.
Pengelola CRA mengadakan pertemuan untuk sosialisasi yang dihadiri sejumlah pemilik unit, di podium lantai 1, Jalan Raya Gandul Cinere, Depok, (29/11) sore.
Hasilnya, terjadi ketegangan antara warga dan pengelola saat sosialisasi kenaikan IPL.
Baca Juga: Camat Cimanggis Depok Dorong FKDM Aktif Cegah Stunting di Wilayah Urban, Ternyata ini Alasannya!
Warga menolak rencana kenaikan IPL yang disampaikan pengelola. Bentuk penolakan tersebut dengan membentangkan spanduk bertuliskan 'Perkumpulan Komunitas Persatuan (PKP) Cinera Tolak Kenaikan IPL dan Tolak Top Up'.
Pengelola meminta agar warga tidak memasang spanduk disaat acara sosialisasi kenaikan IPL sedang berlangsung. Warga pun tetap pada pendirian agar spanduk dipasang tanpa adanya intervensi pengelola, hingga terjadi gesekan dan adu mulut.
"Biar saja pasang, jangan ganggu. Kami menolak kenaikan IPL dan Top Up," kata beberapa warga yang menolak.
Setelah ada kesepakatan, akhirnya warga pemilik unit diperbolehkan memasang spanduk. Sosialisasi pun berlanjut, kurang lebih dua jam, dan memberikan ruang pertanyaan untuk warga.
Ketua Perkumpulan Komunitas (PKP) Cinera, Sri Ratu Come Rihi, menyatakan penolakan terhadap rencana kenaikan IPL yang diajukan oleh pihak pengelola.
Sri Ratu mengatakan, pada 25 November 2025, PKP Cinere telah melayangkan surat kepada manajemen yang berisi permintaan untuk menyerahkan laporan keuangan secara terperinci.
Laporan tersebut diminta agar dapat diaudit secara independen, guna memastikan penggunaan dana IPL selama ini dilakukan secara transparan dan akuntabel.
Dalam penyampaian sikap, PKP Cinera menegaskan tiga alasan utama mengapa warga menolak kenaikan IPL saat ini.
"Pertama, warga mengingatkan bahwa situasi ekonomi masyarakat saat ini masih penuh tekanan," kata dia.
Menurut Sri Ratu, banyak penghuni masih memulihkan kondisi keuangan pasca pandemi ataupun menghadapi ketidakpastian ekonomi terbaru.
Di tengah tingginya biaya hidup, lanjut Ratu, kenaikan IPL dianggap dapat semakin memberatkan, terlebih dengan adanya persoalan Top Up, yang disebut telah membuat sebagian warga tertekan.