RADARDEPOK.COM, DEPOK - Mogok produksi tahu tempe secara massal akibat harga kedelai naik, membuat sedikitnya 10 menu di warteg yang menjadikan tahu tempe bahan utama menghilang. Tak bisa dinikmati masyarakat.
Penjaga Warteg Subur Jaya, di Jalan Bahagia Raya, Kecamatan Sukmajaya, Ida Sari mengatakan, di wartegnya ada tiga menu yang hilang mulai Selasa (22/2), karena mulai tidak ada tahu tempe di pedagang langganannya dari kemarin.
"Dilangganan saya sudah tidak jual dari kemarin jadi mau gimana lagi, tidak menu yang membutuhkan tahu tempe," katanya kepada Radar Depok.
Ia menyampaikan, menu yang saat ini tidak tersedia diwartegnya, orek tempe, sayur tahu sawi putih, dan sayur tahu tempe, dan yang lainnya gorengan tahu dan tempe. Sehingga mempengaruhi pemasukannya, mengingat tahu tempe menjadi pangan andalan masyarakat.
Sebab, menurutnya, pembeli di warteg yang lebih mendominasi adalah dari kalangan menangah ke bawah, jadi menu tempe tahu selalu masuk dalam pilihan pembeli. "Menu itu sangat dicari pembeli ya. Saya maunya secepatnya normal, biar aktifitas dagangan saya juga normal," ungkap Ida.
Sementara, Ketua Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni menjelaslan, sudah tiga hari banyak warteg tidak menjajakan menu tahu tempe. Intinya sejak pengrajin mogok massal, tahu tempe sulit ditemukan di pasaran.
"Semua menu tahu tempe menghilang dari se Jabodetabek, sejak pengrajin mogok massal," tegasnya saat dikonfirmasi.
Ia membeberkan, ada 10 menu yang lenyap di warteg, seperti orek tempe, tempe pare, tempe pokcay, tempe goreng tepung, tempe tahu sayur, tempe tahu bacem, tahu usus, tahu bandung, tahu sawi putih, dan tahu isi.
Tercatat di Kowantara untuk Kota Depok ada sebanyak 3000 warteg. Lalu, junlah di Jabodetabek ada 10 ribu lebih warteg sesuai yang bergabung di Kowantara, belum termasuk yang di luar Kowantara.