Senin, 22 Desember 2025

"Karo Opo Mase? Maaf Orek Tempe Tidak Ada"

- Selasa, 22 Februari 2022 | 20:41 WIB
WARTEG TERDAMPAK : Penjaga warteg di Jalan Bahagia Raya, Kecamatan Sukmajaya, saat melayani pembeli. Buntut dari kenaikan harga kedelai, menu tahu tempe menghilang di warteg. ARNET/RADAR DEPOK
WARTEG TERDAMPAK : Penjaga warteg di Jalan Bahagia Raya, Kecamatan Sukmajaya, saat melayani pembeli. Buntut dari kenaikan harga kedelai, menu tahu tempe menghilang di warteg. ARNET/RADAR DEPOK

Jadi sangat diharapkan pemerintah, melakukan langkah dan solusi tepat karena kenaikan ini menyamgkut hajat orang banyak, terutama masyarakat bawah.


"Kalau para pejabat yang terkait tidak mampu menekan dan menstabilkan harga, lebih baik dengan legowo meninggalkan jabatannya karena kasihan masyarakat di bawah yang kena dampaknya luar biasa," tegas Mukroni.


Dilokasi yang berbeda, Pengrajin Tahu 234 di kawasan Pasir Putih, Imron membenarkan bila pihaknya sudah mogok produksi sejak minggu (20/2) kemarin, karena mejadi langkah tegas paguyuban tahu tempe se Jabodetabek.


"Saya sudah 3 hari tidak menyuplai tahu ke Depok, Cibinong, dan Bojonggede," bebernya.


Biasanya dalam satu hari, Imron menggunakan tiga kwintal kedelai untuk diproduksi menjadi tahu dan disebar ke tiga wilayah, termasuk Kota Depok.


Dari 3 kwintal kedelai, ia dapat memproduksi 40 bak dalam satu hari. Biasanya satu bak tahu berisi ratusan potongan tahu. "Tergantung potongannya ya, kalau kecil bisa ratusan tapi kalau besar sampai sedang mungkin hanya puluhan saja," katanya.


Ada sekitar delapan pegawai yang selalu aktif membantu produksi tahu di 234 ini. Kenaikan kedelai juga berpengaruh pada biaya operasional, mulai dari gaji pegawai sampai pada proses pengantaran tahu ke pasaran. (rd/arn)


Jurnalis : Arnet Kelmanutu


Editor : Junior Williandro

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X