Setelah perjalanan satu jam lebih, tampak dari kejauhan sebuah sebuah bangunan gereja berkelir merah, dengan dua tiang menjulang tinggi. Itu adalah bangunan gereja HKBP Sipahutar. Gereja yang dibangun pada tahun 1881 ini menjadi penanda jika lokasi yang akan dituju sudah dekat.
Kendaraan pun berhenti di salah satu kedai yang cukup besar di wilayah tersebut, kedai itu milik salah satu tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat bernama Manggulsak Silitonga, tidak lain adalah paman dari Wartawan Radar Depok.
Dengan senyum hangat berbalut wibawa dan karisma yang terpendar dari wajahnya, Manggulsak Silitonga menyambut kedatangan wartawan Radar Depok.
Barang-barang yang dibawa segera dikeluarkan dari bagasi mobil, dan dibawa masuk ke dalam kedai. Salam, peluk dan sapa mewarnai perjumpaan kembali wartawan radar depok yang sudah 10 tahun belum pernah lagi menginjakkan kaki di kampung halaman ibunya.
Waktu berbincang dan ramah tamah hari itu tidak berlangsung lama, sebab Manggulsak Silitonga harus bergegas ke lokasi tugu yang akan diresmikan keesokan harinya.
Tugu tersebut berada di Dusun Siranggiting III, Kecamatan Sipahutar. Kehadiran dia di sana untuk mengadaksn Tonggo Raja, atau musyawarah tokoh adat setempat terkait prosesi pelaksanaan peresmian tugu.
Di lokasi Tonggo Raja, sudah tampak dua ekor kerbau dan dua ekor babi yang akan disembelih saat prosesi peresmian tugu.
Tugu yang akan diresmikan ini adalah tempat persinggahan terakhir bagi jasad nenek moyang mereka yang bernama Raja Ompu Siamun Silitonga dan tiga orang istrinya Ompu Siamun Boru Sohombing, Ompu Siamun Boru Lubis, dan Ompu Siamun Boru Tampubolon. (Bersambung)
Editor : Junior Williandro