Minggu, 21 Desember 2025

Mengenal Iptu Dwi Yulianto (1) : Dari Kuli Panggul Pasar Sampai jadi Kapolsek Tajur Halang

- Kamis, 3 November 2022 | 23:54 WIB
KELUARGA : Iptu Dwi Yulianto bersama keluarga foto bersama di kediaman rumahnya. ANDIKA EKA/RADAR DEPOK
KELUARGA : Iptu Dwi Yulianto bersama keluarga foto bersama di kediaman rumahnya. ANDIKA EKA/RADAR DEPOK

Iptu Dwi Yulianto seorang anggota Kepolisian Republik Indonesia yang sudah menduduki berbagai macam jabatan dan kini beliau menempati posisi Kaur Subbag Progar Bagren Polres Metro Depok.


Laporan : Andika Eka Maulana


RADARDEPOK.COM, Waktu sudah menunjukan sore hari, dimana langitpun sudah teduh ditambah mendung pertanda hujan datang, begitulah suasana Polres Metro Depok kala itu.


Hilir mudik para petugas kepolisian yang sedang bertugas melaksanakan tugasnya, seperti di pos penjagaan terlihat beberapa polisi yang sedang mengamankan gerbang masuk Polres Metro Depok.


Iptu Dwi Yulianto merupakan seorang anggota polisi yang ramah, ini terbukti saat Tim Harian Radar Depok ingin wawancara terkait pengalaman-pengalamanya saat menjadi anggota kepolisian.


Iptu Dwi Yulianto yang kini berpangkat perwira mengatakan, jabatan dan pangkatnya ini tidak mudah didapatnya, banyak proses yang harus ia lalui smpai dititik ini.


Banyak yang harus di lalui seperti harus mengambil kuliah umum di tengah kesibukanya, dan mengikuti sekolah perwira dengan seleksi yang begitu ketat,” ucap Iptu Dwi yang mengawali karir kepolisian dari pangkat Bintara.


Selama menjadi anggota kepolisian, Iptu Dwi sudah mengalami mutasi sebanyak 20 kali, mulai dari seorang Sabhara di Polda Metro Jaya hingga memimpin sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor yaitu menjadi Kapolsek Tajur Halang.


Saya sudah 20 kali mutasi,” ucapnya sambil tersenyum.


Ternyata, menjadi seorang anggota Kepolisian bukan cita-cita utamanya, melainkan cita-cita utamanya yaitu menjadi seorang pengusaha. Dengan sekarang dirinya sudah menjadi polisi, Iptu Dwi tidak melupakan cita-cita utamanya, di sela kesibukanya beliau selalu mencari celah untuk menjalankan berbagai macam usaha.


Waktu kecil cita-cita saya adalah menjadi pengusaha tetapi seiringnya waktu ternyata saya menjadi polisi tetapi di waktu-waktu luang selalu mencari celah usaha,” ungkapnya.


Cita-citanya ini tercipta karena melihat latar belakang keluarga yang pas-pasan, karenanya yang ia pikirkan bagaimana setelah lulus sekolah langsung bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan orangtuanya.


Maka dari itu, saya tidak mengambil Sekolah menengah pertama (SMA) tetapi mengambil Sekolah Menengah Kejuruan (SMA) karena keluarga elit alias ekonomi sulit sehingga lulus sekolah wajib bekerja,” ujar dia sambil tertawa.


Itu juga menjdi alasan mengapa Iptu Dwi tidak mendaftar Akademi Kepolisian (Akpol) karena ijazah yang ia punya adalah ijazah SMK, sedangkan persyaratan masuk Akpol harus menggunakan Ijazah SMA.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X