RADARDEPOK.COM - Daya tarik tanaman hias, khususnya keluarga Anthurium memang tak pernah lekang ditelan zaman. Bahkan, di masa pandemi Covid-19 permintaan tanaman ini terus meningkat hingga terus menjadi tren. Tak heran jika tanaman ini dijuluki sebagai tanaman masa depan.
Kali ini, kontes tanaman hias jenis Anthurium kembali digelar di Godong Ijo, Kelurahan Serua, Kecamatan Bojongsari Kota Depok bertemakan "Anthurium & Kita". Adapun, kegiatan itu dirangkai dengan kegiatan talkshow hingga kontes tanaman hias yang digelar selama empat hari.
Dewan Pembina Indonesian Aroid Society, Chandra G. Hendarto mengatakan, anthurium merupakan tanaman masa depan. Sebab, Indonesia mempunyai ragam genetik yang sangat besar.
"Kalau kita kerjakan bersama-sama maka bisa menjadi satu komoditas untuk ekspor maupun dalam negeri yang luar biasa," kata dia kepada Radar Depok, Minggu (27/11).
Chandra menyebutkan, kegiatan itu diyakininya mampu membangkitkan semangat semua stakeholder pada tanaman hias, khususnya Anthurium untuk masa depan.
"Saya berharap Indonesia menjadi eksportir tanaman Aroid pada umumnya dan Anthurium pada khususnya menjadi nomor satu di dunia. Karena kita merasa kita punya potensi tinggal menggerakkan bersama-sama," jelas terangnya.
Ketua Anthurium Jabodetabek, Agustinus mengungkapkan, latar belakang acara ini tak lain untuk mengantisipasi perkembangan dan tren tanaman hias Anthurium.
"Juga untuk mengakomodir jenis-jenis baru hingga para pemain baru tanaman hias khususnya Anthurium," ungkapnya.
Sejauh ini, terang dia, antusiasme masyarakat terhadap tanaman jenis anthurium tak pernah surut. Hal itu disebabkan karena bentuk dan posturnya yang menarik dan khas.
"Terutama posturnya yang gagah. Tidak loyo, dari bawah ke atas seperti huruf V," imbuh Agustinus.
Tak hanya itu, kata Agustinus, jenis dan warna anthurium sangat banyak. Bahkan, untuk satu biji Anthurium bisa menghasilkan satu karakter tanaman.
"Itu berarti kalau ada seribu biji maka ada seribu karakter. Luar biasa daya tariknya," ujarnya.
Dia berharap, dengan adanya acara ini dapat mengakomodir kebutuhan para penjual, penghobi, investor hingga para peserta kontes tanaman hias, khususnya anthurium untuk menyemarakkan pasar anthurium Indonesia.
"Khususnya secara ekologi yaitu terkait bibit-bibit baru anthurium. Kita mempertahankan kelangsungan tanaman hias Indonesia di dunia," ucap Agustinus.
Agustinus meyakini acara pada tahun 2020 dan 2021 nilainya di atas Rp1 triliun. Bahkan, anthurium juga memiliki daya tarik ekonomi yang menarik, mulai dari Rp1 juta hingga mencapai Rp300 juta, semua bergantung ukuran dan jenisnya. Acara kontes tanaman hias "Anthurium & Kita" merupakan gelaran yang rutin digelar per tahun dan berdampak positif terhadap nilai ekonomi.
Lebih lanjut, dia menuturkan, kontes "Anthurium & Kita" diikuti sebanyak 200 peserta kontes yang terdiri atas berbagai kelas.
"Beberapa kontes yaitu kelas kuping gajah Variegata - all size , kelas kuping gajah non Variegata - all size, kelas Jenmanii Variegata - panjang daun terakhir maximal 30 sentimeter. Selanjutnya kelas Jenmanii Non Variegata - panjang daun terakhir maksimal 30 sentimeter, kelas Mix Anthurium Variegata - all size, dan kelas Mix Anthurium Non Variegata - all size," tandasnya. (ger/rd)
Jurnalis : Gerard Soeharly
Editor : Fahmi Akbar