Senin, 22 Desember 2025

Mengenal Tujuh Sumur Beji di Depok (2-Habis) : Diselimuti Hawa Mistis, Pernah Diperlihatkan Macan

- Senin, 28 November 2022 | 23:54 WIB
MISTIS : Bukan hanya sejarah, hal mistis dan keanehan-keanehan banyak terjadi di Tujuh Sumur Beji, salah satunya di sumur pertama yang berlokasi di Jalan Keramat Jaya, Kecamatan Beji, Depok. PUTRI AISYAH/RADAR DEPOK
MISTIS : Bukan hanya sejarah, hal mistis dan keanehan-keanehan banyak terjadi di Tujuh Sumur Beji, salah satunya di sumur pertama yang berlokasi di Jalan Keramat Jaya, Kecamatan Beji, Depok. PUTRI AISYAH/RADAR DEPOK

Bahkan, penghuni Tujuh Sumur Beji itu banyak, diantaranya terdapat beberapa macan untuk menjaga mbah Satiri dan tempat tersebut. Jadi, kalau memang ada yang jahat, niatnya tidak baik, berkunjung tidak sopan, pasti penjaga selain mbah Satiri akan marah karena merasa terganggu dan akan diganggu balik.


Ngaung.. ngaung..,” suara macan yang mengganggu pengunjung karena tidak sopan.


Ah ini sih Bapak nakut-nakutin,” ucap dua anak remaja, pukul 20:00 WIB.


Lalu, pukul 22:00 WIB, mbah Satiri baru sampai di tempat tersebut, “Assalamualaikum, kenapa pada ngeliatin saya?,” tanya Mbah Satiri yang kebingungan.


Bapak dari tadi ya disini?,” tanya salah satu anak remaja itu.


Enggak, saya baru sampai, ada apa emangnya?,” jawab mbah Satiri.


Lah, tadi kita denger suara macan, kita pikirnya itu bapak,” ucap anak remaja itu.


Lah, yasudah biarkan saja, kenapa emang?,” jawab mbah Satiri dan kemudian anak remaja itu berpindah tempat.


Selanjutnya, setelah mbah Satiri bercerita, dia menjelaskan bahwa diperbolehkan mandi disini tapi, tidak boleh menggunakan handuk, memakai sabun dan shampoo, kalau cuci muka boleh. Bagi perempuan yang sedang datang bulan juga tidak diizinkan mandi, bahkan suami istri pun tidak diperbolehkan untuk mandi bersama.


Mbah Satiri berpesan, Tujuh Sumur Mbah Raden Wujud Beji ini dibuka selebar-lebarnya, diperbolehkan hadir kapanpun dan jam berapapun, terpenting ialah saat sampai sini dibiasakan untuk salam, izin dengan pengurusnya, tujuannya kesini untuk apa dan dijaga tutur bicaranya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sama diri sendiri.


Adapun, dengan mengakhiri perbincangan awak Radar Depok dan mbah Satiri, dia mengakhiri kilas baliknya dengan harapan yang dilontarkan dari mbah Satiri ialah, kita tidak tahu apakah anak cucu generasi masa depan masih bisa mengikuti perkembangan budaya. Sebagaimana pun hebatnya suatu suku kalau tidak terorganisir dengan baik, maka akan sulit untuk melestarikan suatu budaya. (*)


Editor : Junior Williandro

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X