“Paling sehari sampai dua hari saja mba sudah jadi,”
Tidak selalu mulus, kendala hadir dari sistem promosi produk boneka rajutnya. Algoritma adsense media sosial seperti Instagram dan Facebook yang tak menentu. Kini, membuat ibu satu anak itu hanya mengandalkan pengiklan dari aplikasi e-commerce saja.
“ Jualan saya tidak kena dampak apapun saat pandemi. Justru omsetnya malah naik terus, mungkin karena orang liat bonekanya lucu-lucu di IG ya. Sekarang malah merosot nih penjualannya, sejak adanya kabar soal resesi,” curhat wanita berkerudung itu.
Selain itu, Susanti mengaku, acap kali keteteran saat sedang mendapat orderan banyak. Wajar saja, dia mengerjakan semua pesanannya seorang diri. Untungnya, dia memiliki teman yang bisa merajut, sehingga sesekali kerap membantu Susanti mengerjakan orderanya.
Susanti berharap, dagangan boneka rajutnya bisa makin laris serta produk jualannya memiliki lebih banyak jenis. Dia juga berencana untuk membuat produk tas dan dompet lagi. Namun, dengan tampahan karakter-karakter agar berbeda dengan yang lain.
“Ingin punya toko yang jual alat-alat scrafter dan membuka kursus merajut,” tangkas ibu satu anak itu. (Bersambung)
Editor : Junior Williandro