Senin, 22 Desember 2025

Isu Pilkada Lawan Kotak Kosong Menguat, Wasekjen DPP Gerindra: tidak akan Terjadi di Bogor

- Selasa, 6 Agustus 2024 | 17:28 WIB
Wasekjen DPP Gerindra Rudy Susmanto, yang juga calon bupati Bogor saat menyambangi kantor DPD PAN Kabupaten Bogor.
Wasekjen DPP Gerindra Rudy Susmanto, yang juga calon bupati Bogor saat menyambangi kantor DPD PAN Kabupaten Bogor.

RADARDEPOK.com – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Gerindra Rudy Susmanto membantah kalau Koalisi Indonesia Maju (KIM) sengaja merancang calon tunggal di setiap Pilkada 2024 melawan kotak kosong.

Bantahan itu disampaikan Rudy Susmanto, untuk menjawab isu kotak kosong yang isunya sengaja dirancang oleh KIM.

 “Kami melihat dalam demokrasi segala suatu hal dapat terjadi. Tapi, kami berharap demokrasi tercipta di Kabupaten Bogor,” kata Rudy Susmanto usai mengunjungi kantor DPD PAN Kabupsten Bogor pada Selasa, 6 Agustus 2024.

Bahkan, Rudy Susmanto yang juga calon bupati Bogor dari Gerindra, meyakini tidak akan ada kotak kosong pada Pilkada 2024.

Baca Juga: Unik dan Menarik! Hadir Kedai Kopi Teranyar Menempati Bangunan Tua Belanda di Tengah Kota Bandung

Sementara, pengamat politik dari Center for Indonesia Strategic Action (CISA) Herry Mendrofa tidak menampik, bahkan ia menilai kalau KIM memang sengaja memunculkan polemik Pilkada 2024 akan melawan kotak kosong.

Herry melihat, KIM telah satu suara untuk mendukung calon kepala daerah dari partai pendukung Prabowo-Gibran, khususnya di Pilkada Jakarta dan Jawa Barat.

Ia juga menilai, polemik ini merupakan bagian dari strategi KIM untuk memenangkan kontestasi elektoral.

“Sehingga dibuatlah semacam skenario menjadi all in KIM di Pilkada 2024, sehingga mereka solid mendukung calon tunggal,” ungkap Herry.

Baca Juga: Upaya Bertahan Hidup dari Ancaman Komet yang Jatuh ke Bumi, Saksikan Greenland di Bioskop Trans TV, Tayang Malam Ini

Menurut Herry, strategi KIM yang kemudian memunculkan isu pilkada melawan kotak kosong ini dilakukan untuk menguasai daerah elektoral yang strategis.

Herry lantas memberikan contoh jika Golkar berhasil meraih kemenangan di Pilkada DKI, maka partai berlambang pohon beringin ini akan menjadikan Jakarta sebagai basis atau kandang.

“Begitu juga kalau Gerindra menang di Jabar (Jawa Barat), maka akan jadi teritori mereka. Jadi sudah jelas kepentingannya untuk Pilpres 2029,” ujar Herry.

Selain itu, menurut Herry, soliditas KIM untuk mendorong calon tunggal di Pilkada 2024, tidak lain untuk membendung kandidat lain yang memiliki potensi menjadi lawan terberat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X