Minggu, 21 Desember 2025

Dedi Mulyadi Tegaskan Tidak Ada Lagi Hutan Produksi di Jawa Barat: Hutan Tinggal 700.00 Hektar

- Jumat, 19 Desember 2025 | 10:40 WIB
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi tentang hutan produksi di Jawa Barat dan beri strategi pemulihan lingkungan (Tangkapan layar Youtube Humas Jabar)
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi tentang hutan produksi di Jawa Barat dan beri strategi pemulihan lingkungan (Tangkapan layar Youtube Humas Jabar)

RADARDEPOK.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menghentikan kerusakan hutan di wilayah Jawa Barat.

Salah satu kebijakan tegas yang disampaikannya adalah tidak akan ada lagi konsep hutan produksi di Jawa Barat, mengingat kondisi hutan yang semakin menyusut dan memprihatinkan.

Dedi, yang akrab disapa KDM, dikenal vokal dalam isu pelestarian alam. Ia menyampaikan bahwa kawasan hutan produksi yang masih tersisa akan ditetapkan sebagai kawasan dengan status “pohon abadi”, yaitu pohon yang tidak boleh ditebang dalam kondisi apa pun.

Iya, pohon abadi. Jadi gini, pohon-pohon ini ada di kawasan hutan produksi, tetapi sama saya tidak boleh ditebang hari ini. Itu saya sebut sebagai pohon abadi,” ujar Dedi Mulyadi di Bandung, Kamis (18/12).

Baca Juga: Presiden Prabowo Melakukan Peninjauan Perbaikan Jalan Lembah Anai di Tanah Datar Sumbar

Menurutnya, luas hutan di Jawa Barat saat ini hanya tersisa sekitar 700 ribu hektare. Namun, angka tersebut belum tentu mencerminkan kondisi riil di lapangan karena yang tercatat dalam data sering kali hanya berupa peta kawasan hutan, bukan tutupan pohon yang sebenarnya.

Hutannya sudah tinggal 700.000 hektar. Itu pun 700.000 hektar peta, bukan pohon. Di data Kementerian Kehutanan disebut kawasan hutan, tapi belum tentu ada pohonnya. Bisa jadi lahannya masih kawasan hutan, tapi pohonnya sudah tidak ada,” jelasnya.

Atas kondisi tersebut, Dedi menegaskan bahwa kebijakan hutan produksi sudah tidak relevan lagi diterapkan di Jawa Barat.

Baca Juga: Dari Normalisasi Sungai Hingga Huntap, BNPB Percepat Pemulihan Pascabencana Sibolga

Ia memilih fokus pada upaya perlindungan dan pemulihan hutan yang tersisa agar tetap berfungsi sebagai penyangga lingkungan, pengendali bencana, dan sumber kehidupan masyarakat.

Dalam strategi penghijauan, Dedi juga mengungkap pendekatan berbeda. Alih-alih melakukan reboisasi konvensional, ia memilih opsi membeli pohon yang sudah tumbuh.

Beli, Pak. Beli pohon. Karena biaya reboisasi itu lebih mahal daripada beli pohon,” ujarnya.

Kebijakan pembelian pohon ini dinilai lebih efektif dan efisien, karena pohon yang ditanam memiliki tingkat keberhasilan hidup lebih tinggi dan dapat langsung berfungsi menjaga ekosistem.

Baca Juga: Liburan Akhir Tahun Ceria! Nikmati Promo Diskon 50 persen di Tempat Wisata Goalpara Tea Park, Sukabumi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X