RADARDEPOK.COM, JAKARTA – Wakil Presiden, Maruf Amin menanggapi kemungkinan perbedaan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah/Lebaran 2023 antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
Maruf Amin mengatakan, kemungkinan perbedaan itu merujuk pada kriteria penetapan 1 Syawal.
Meski ada potensi perbedaan, Wapres meminta masyarakat untuk saling toleransi.
Hal tersebut disampaikan Wapres Maruf Amin saat mengunjungi Provinsi Gorontalo, Jumat (14/4).
Baca Juga: Mudik Lebaran, KAI Wajibkan Penumpang Tetap Pakai Masker di Stasiun dan Kereta
"Ini sudah lama diupayakan untuk bisa bertemu tapi belum ada metode yang bisa menyatukan. Oleh karena itu, maka yang ditempuh adalah adanya sikap bisa toleransi antar dua kelompok ini," ungkap Maruf Amin.
Maruf Amin menyebutkan, tentunya Muhammadiyah dan NU bisa saling menghormati.
Diketahui Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah lebih dulu menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada Jumat, 21 April 2023.
Dalam menetapkan Hari Raya Idul Fitri, Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudul hilal.
Baca Juga: Idul Fitri 1444 H Muhammadiyah dan NU Berpotensi Beda
Sebelumnya Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas ada potensi perbedaan Hari Raya Idul Fitri tahun ini.
Pemerintah rencananya menggelar pengamatan hilal pada 20 April 2023 untuk menentukan 1 Syawal 1444 H.
“Kami mengimbau masyarakat untuk saling menghormati,” ucap Menag singkat. ***