RADARDEPOK.COM, JAKARTA – Selama pelaksanaan haji calon jemaah haji Indonesia dilarang membawa atribut partai politik (parpol) maupun organisasi. Hal itu disampaikan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.
"Meski ini sudah masuk tahun politik, tidak perlu membawa atribut-atribut partai atau organisasi," ungkap Yaqut Cholil Qoumas seperti dikutip dari jawapos.com, ketika melepas jemaah kloter 1 di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten di Tangerang, Rabu (24/5).
Menag menegaskan, jemaah agar memanfaatkan berhaji dengan baik, dan hanya fokus pada ibadah.
Baca Juga: Berikut Ini Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji Indonesia di 6 Bandara Embarkasi
Terlebih kesempatan berhaji sangat diimpikan seluruh umat Islam di dunia, khususnya Indonesia.
Yaqut Cholil Qoumas meminta jemaah untuk menghindari membawa barang bawaan yang tidak ada kaitan dan tidak mendukung mereka dalam beribadah.
"Apalagi (atribut, red) dibawa untuk foto-foto di area Masjidilharam atau Masjid Nabawi. Bila tertangkap pihak keamanan Arab Saudi, bisa terkena hukuman," ucap Yaqut Cholil Qoumas.
Baca Juga: Gunakan 10 Bus, Calhaj Kloter 1 Tiba di Asrama Haji Embarkasi Bekasi-Jakarta
Tidak hanya itu, Yaqut Cholil Qoumas juga mengingatkan jemaah mengenai larangan membawa segala bentuk jimat.
Sebab bisa terkena pasal syirik di Arab Saudi dengan hukuman berat.
"Saya berharap jemaah dapat bijak menggunakan sosial media selama di Saudi. Jangan sembarangan membuat konten negatif saat berada di Haramain lalu diunggah di media sosial. Jadi sekali lagi saya pesan, fokus beribadah saja," tegas Yaqut Cholil Qoumas.
Baca Juga: Kloter Pertama Jemaah Haji Depok Berangkat 27 Mei, Berikut Rincian Jadwal Pergi-Pulangnya
Kemudian Menag mengatakan, jemaah tahun ini orang-orang yang terpilih berangkat ke Baitullah, menunaikan Rukun Islam kelima, yaitu beribadah haji.
Ibadah haji memerlukan fisik yang prima, sehingga mereka harus selalu memperhatikan aspek kesehatan selama di perjalanan, di Arab Saudi, hingga nantinya kembali ke Tanah Air.
"Jangan terlalu memaksakan diri dalam beraktivitas, termasuk beribadah sunah, terlebih bila merasa kesehatannya tidak memadai," tuturnya.