RADARDEPOK.COM-Setelah Covid-19 yang mengguncang duni periode 2020-2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini dibayang-bayangi oleh wabah penyakit bernama Virus Marbrug yang pertama kali muncul di Ekuatirial Guinea.
Dalam rilisnya WHO mengatakan , virus Marbrug yang terkait dengan Ebola ini bertanggung jawab atas setidaknya sembilan kematian di negara kecil Afrika Barat itu.
Melansir Lifmint.com, WHO mengonfirmasi epidemi tersebut setelah sampel dari khatulistiwa Guinea dikirim ke labolatorium di Senegal.
Baca Juga: Tiba di PN Jakarta Selatan, AG Hadiri Sidang Putusan Sela Kasus Penganiayaan David Latumahina
"Marburg sangat menular. Berkat tindakan cepat dan cerdas oleh otoritas Guinea Ekuatorial dalam mengonfirmasi penyakit tersebut,tanggap darurat dapat di lakukan dengan cepat sehingga kami menyelamatkan nyawa dan menghentikan virus segera mungki." Demikian pernyataan Dr Matshidiso Moeti, direktur Regional WHO untuk Afrika.
Dr Matshidiso Moeti menegaskan, penyakit virus Marburg adalah penyakit yang sangat mematikan yang menyebabkan demam berdarah,dengan rasio kematian hingga 88%. \
Virus ini berada dalam keluarga yang sama dengan virus yang menyebabkan penyakit virus Ebola.
"Seperti Ebola biru Marburg berawal dari kelelawar dan menyebar diantara manusia melalui kontak dekat dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi,atau permukaan,seperti seprai yang terkontaminasi," kata Dr Matshidiso Moeti.
Baca Juga: Catat Tanggalnya! Contraflow dan One Way Arus Mudik-Balik Lebaran 2023
Dr Matshidiso Moeti mengatakan, gejala virus Mabrug yang menyakitkan berlangsung cepat,dan pasien biasanya mengalami gejala perdarahan parah dalam tujuh hari.
"Setelah berhari-hari terinfeksi,pasien di deskripsikan menunjukan ciri-ciri seperti "Hantu". Mata cekung,wajah tanpa ekspresi dan kelesuan yang ekstrim," ujarnya.
Kasus fatal biasanya melibatkan darah dalam muntahan dan tunja serta muntahan dari hidung, gusi dan vagina. Saat ini,tidak ada vaksin resmi atau pengobatan antivirus untuk virus Mabrug.
"Kelangsungan hidup dapat di tingkatkan dengan perawatan suportif seperti rehidrasi dengan cairan oral atau IV," jelas Dr Matshidiso Moeti.
Baca Juga: KPK Periksa Rafael Alun Trisambodo sebagai Tersangka, Begini Respon Pengacaranya
Sejumlah perawatan seperti produk darah,terapi imun dan obat serta kandidat vaksin sedang dievaluasi.