nasional

Berdiri 2014, Rangkul Alumni dan Pelajar

Sabtu, 23 September 2017 | 08:00 WIB
RICKY/RADAR DEPOK
FOTO BERSAMA: Komunitas Pensil Bambu foto bersama usai kegiatan di SMKN 1 Tapos, beberapa waktu lalu.
"Komunitas Pencil Bambu, nama ini menjadi motivasi bagi kami untuk dapat mengembangkan bakat dan minat pelajar, agar menjadi pelajar yang cerdas inovatif dan terampil," tutur Founder Komunitas Pensil Bambu, Muhammad Riski Januar.
Laporan: RICKY JULIANSYAH Kalimat pertama yang terlontar dari Muhammad Riski Januar, sesuatu yang membuat orang ingin mengenal lebih dalam terhadap yang sedang disampaikan. Sorot mata yang tajam dan penuh semangat terlihat jelas dari balik kaca mata yang dikenakan Riski. Anak muda inspiratif kelahiran Depok 11 Januari 1995 ini adalah Founder Komunitas Pensil Bambu. Pelajar Cerdas, Inovatif, Terampil dan Berani Bermimpi dan Berjuang atau disingkat Pensil Bambu, sebuah komunitas yang didirikan pada 2 Oktober 2014 dan digerakan pemuda untuk memajukan dan meningkatkan kualitas anak negeri. Riski sedikit mengulas latarbelakang berdirinya komunitas yang didirikan bersama 10 orang rekannya. Awal mula digagasnya Komunitas Pensil Bambu, saat itu dirinya yang masih mengenyam pendidikan di SMKN 1 Depok aktif mengikuti organisasi pelajar, seperti Forum Kesatuan Pelajar Depok, Kesatuan Pelajar Muslim Depok dan Forum Osis Jawa Barat. Namun, dia menilai kondisi pelajar saat itu kegiatannya masi kurang terakomodir, sehingga mereka banyak terjebak dalam hal-hal negatif. "Setelah itu saya hubungi beberapa teman yang memiliki visi sama , yaitu membuat sebuah komunitas pelajar yang bisa menjadi wadah ekspresi pelajar dengan baik dan berkarakter. Hal ini sebenarnya yang menjadi gagasan awal," tutur Riski. Kemudian, Ia berniat saat awal mendirikan komunitas ini, ketika mereka yang sebelumnya berstatus pelajar dan  menjadi alumni di sekolah itu tetap andil dalam mendukung kemajuan pelajar. "Pada awal mendirikan komunitas ini, saya dibantu kurang lebih 10 orang perlaha-lahan menjadi hanya tersisa 3 orang," Namun Ia tidak patah semangat, dengan segala persiapan akhirnya mereka mulai menyampaikan niat untuk membentuk komunitas pelajar kepada Ibu Lusi Triana, yang saat itu menjadi kepala jurusan di SMKN 1 Depok. “Alhamdulillah beliau siap bantu kami saat itu. Dan dari mulai launching hingga sekarang beliau adalah orang yang terus mendukung kami. Beliau pun kami daulat menjadi pembina Komunitas kami sekarang.” Ujar Riski yang saat ini tengah kuliah jurusan Pendidikan di Universitas Pakuan, Bogor. Tak sedikit kendala yang Ia hadapi saat awal mendirikan komunitas ini, seperti saat mengurus perizinan untuk launching ada pihak yang kurang setuju dengan keberadaan komunitas di dalam sekolah, karena dikhawatirkan membawa pemikiran yang melenceng. Akhirnya Ia pun berusaha memberikan kepercayaan pada sekolah bahwa kehadiran komunitas yang mereka bentuk 100% untuk kebaikan pelajar, untuk mengajak pelajar dapat menggunakan waktunya lebih produktif agar terhindar dari kenakalan remaja. Tepat pada tanggal 4 Oktober 2014 akhirnya komunitas Pensil Bambu diresmikan. Komunitas yang ia dirikan ini kepengurusannya 100 persen pelajar. Sementara Riski dan rekan-rekan seperjuangan selaku founder, menjadi pendamping dan Kakak yang bisa menjadi sahabat bagi pelajar, untuk terus membantu pelajar mengekspresikan kemampuan mereka dan dapat menginspirasi pelajar lain serta masyarakat pada umumnya. Sehingga, kegiatan dan karya yang dihasilkan dari komunitas pensil bambu ini menjadi kolaborasi nyata dari para pelajar. "Kami juga terus berusaha mengembangkan program-program yang dapat terus memotivasi pelajar agar terus yakin dengan Mimpi mimpinya," ucap Riski. (*)

Tags

Terkini