RAMA SAKTI/RADAR DEPOK BERBAUR: Wakil Walikota Depok (tengah, bertopi), Minggu (22/10), menghadiri pameran dan kontes batu pandan yang digelar Komunitas Batu Pandan Merdeka dalam rangka HUT ke-2, di Taman Merdeka, Jalan Merdeka Raya, Kelurahan Abadijaya, Sukmajaya.DEPOK – Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna rupanya penggemar batu akik. Terutama batu pandan. Saking sukanya, Pradi memiliki koleksi tiga buah batu pandan, dan berbagai macam batu akik.
“Saya punya pandan berwarna putih. Warna krem atau nanas, dan pandan merah darah. Harganya mahal-mahal lho, beli sendiri,” kata Pradi berseloroh yang disambut tawa komunitas batu pandan.
Hal itu dikatakan orang nomor dua di Pemerintahan Kota Depok kala menghadiri HUT ke-2 Komunitas Batu Pandan Merdeka dengan menggelar kontes dan pameran yang diikuti komunitas batu pandan se-Jabodetabek, di Taman Merdeka, Kelurahan Abadijaya, Sukmajaya, Minggu (22/10).
Menurut Pradi, kontes dan pameran batu akik, terutama pandan, bisa menghidupkan kembali batu akik. Serta mengenalkan Kota Depok kepada warga luar Depok.
“Atasnama pemerintah kota, saya sangat mengapresiasi ide kreatif kegiatan yang dilakukan komunitas Taman Merdeka. Banyak komunitas di Taman Merdeka, dari olahraga, kicau mania, budaya nusantara sampai batu pandan,” katanya.
Pradi pun berjanji akan menambah fasilitas yang ada di Taman Merdeka, agar taman yang sudah didapuk menjadi taman edukasi tersebut semakin lengkap.
“Pak Wali sudah menjadikan Taman Merdeka ini sebagai taman edukasi. Nanti akan ditambah fasilitas, terutama panggung permanen yang disampaikan Bang Edo (Ketua Komunitas Taman Merdeka, red). Tapi syaratnya surat permohonan harus disampaikan ke lurah lalu ke camat. Nanti tinggal Dinas Rumkin (Perumahan dan Permukiman) yang mengeksekusi,” kata Pradi.
Ketua Komunitas Taman Merdeka Sukmajaya, Sarman Edo menyatakan, telah banyak komunitas yang memanfaatkan Taman Merdeka sebagai tempat berkegiatan.
“Kurangnya hanya panggung. Biar nggak dibongkar pasang sebaiknya dibikin yang permanen. Di taman ini banyak komunitas bisa menyalurkan ide kreatifnya,” kata Edo.
Ketua panitia pameran dan kontes batu pandan, S. Bambang Riawan menyampaikan, komunitas batu pandan bukan hanya dari Indonesia, tetapi tidak sedikit dari luar Indonesia. Karena itu, melalui kontes dan pameran, Bambang ingin menjaga dan melestarikan batu pandan agar tetap eksis.
“Pandan adalah sejarah batu akik pertama yang dipakai sejak zaman nenek moyang kita. Bisa dibilang batu akik paling legend. Bahkan komunitas akik pandan sampai jutaan, termasuk banyak dari luar negeri,” katanya.
Besarnya perputaran uang dari penjualan batu akik, Bambang ingin di Kota Depok ada pasar penjualan batu akik. Untuk itu, Pemkot Depok kiranya bisa menciptakan pasar tersendiri.
“Dari beberapa survei, perputaran uang hasil penjualan batu akik di Rawa Bening mencapai miliaran rupiah. Seharusnya Pemerintah Depok bisa menciptakan pasar sendiri, sehingga perputaran uang bisa tetap di Depok,” kata Bambang.
Untuk kontes batu pandan memiliki beberapa kriteria. Pertama dari kerapuan sisik batu. Kebersihan batu, dari kristal batu. Kegiatan ini dihadiri Camat dan Kapolsek Sukmajaya, serta Lurah Abadijaya. (ram)