GIGIH: Suasana latihan rutin anggota Pertina di tengah teriknya sengatan sang mentari
Persatuan Petinju Amatir (Pertina) Kota Depok semakin dikenal luas oleh masyarakat Kota Depok. Hal tersebut tak lepas dari prestasi–prestasi yang ditorehkan oleh para petinju di dalamnya yang mengharumkan nama Kota Depok di belantika Tinju Indonesia. Pertina juga semakin mentereng setelah salah seorang pelatihnya yang merupakan atlet tinju professional bernama Silem Serang yang kerap menuai kemenangan dalam setiap pertandinganya.
LAPORAN: INDRA ABERTNEGO SIREGAR
Di sebuah kontrakan petak di bilangan Jalan Mawar 1, Kelurahan Sukamaju, Cilodong tak jauh dari Sekolah Dasar Negeri Sukamaju 3, tampak beberapa orang berambut cepak dengan kulit hitam legam mengenakan baju lengan potong dan celana pendek sedang melakukan gerakan simulasi pukulan dan juga berlari–lari mengelilingi sebuah lahan kosong, di depan kontrakan tersebut di bawah teriknya matahari siang itu, Rabu (18/4). Mereka adalah anggota Pertina Depok dan juga atlet Tinju professional Kota Depok yang antara lain bernama, Yeret, Maradu Siregar dan seorang pria yang tak asing lagi bernama Silem Serang. Pelatih Pertina Depok, Silem Serang mengatakan, mereka sedang melakukan kegiatan latihan rutin di sasana kebanggan mereka tersebut yang nampak jauh dari kata layak. “Kami tidak boleh berkecil hati, walaupun fasilitas pelatihan hanya seadanya, tetapi kami harus tetap semangat untuk berlatih,” ucap Petinju Peringkat peringkat satu Kelas Terbang Junior 49 Kilo gram tersebut. Dia mengungkapkan, saat ini di Pertina Depok terdapat empat orang petinju amatir dan lima orang petinju professional. “Anggota saya di Pertina depok ada empat orang yang lolos Pekan olahraga daerah Jawa Barat mewakili Kota Depok. ada Charles Balan, Niko Mantanawai, Silas Galaxi, dan Nimrot,” ucap pelatih Pertina tersebut. Di tengah latihan mereka, tiba – tiba cuaca menggelap dan surya tertelan wan tebal. Tak lama guyuran air hujan membasahi tempat berlatih para atlet tinju tersebut. Sambil terbirit birit, Silem mengajak untuk masuk ke dalam ruangan yang disebut mess oleh mereka. Ruangan tersebut tak lain adalah kontrakan petak yang cukup kecil dan sempit yang dihuni oleh beberapa atlet petinju. “Ya beginilah kalau cuaca hujan, kami harus mengakhiri latihan dan berteduh. Kami sangat merindukan adanya sasana yang layak untuk kami,” sambungnya. Dia mengatakan, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Depok sudah memberikan beberapa bantuan kepada mereka seperti sarung tinju dan peralatan tinju lainya. Namun masih minim untuk memenuhi kebutuhan latihan mereka untuk mencapai standar nasional. “Kami belum memiliki samsak hingga saat ini, kami sudah mencoba mengumpulkan rejeki kami dari bertanding tinju untuk membeli peralatan latihan tapi masih belum mampu untuk mencukupinya. Kami tentunya berharap mendapata perhatian lebih kepada Pemerintah Kota Depok khususnya,” tutup Silem. (*)