Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj.
PURWAKARTA - Pola dakwah Nahdlatul Ulama (NU) harus dimodifikasi oleh organisasi kaum Nahdliyin. Itu merupakan hasil dari Rapat Pleno Penguru Besar NU (PBNU) untuk merespon tantangan zaman.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menuturkan, modifikasi tersebut melihat dari isu-isu aktual yang terungkat dalam rapat pleno yang digelar dari tanggal 20-21 September di Pondok Pesantren Al Muhajirin Purwakarta.
Katanya, maka perubahan, modifikasi dan migrasi pola dakwah perlu dilakukan oleh kalangan NU. Jadi, direkomendasikan untuk menjadikan bidang dakwah melalui media sosial sebagai kesadaran gerakan organisasi.
"Gerakan dakwah di media sosial tidak boleh berhenti, hanya sebatas dilakukan secara sporadis dan bersifat non-organisatoris," katanya.
NU juga harus memprioritaskan program mencetak dai muda pesantren dan kader yang bisa dijadikan rujukan bagi media mainstream dan media sosial.
Rekomendasi lainnya ialah memberikan basis pemahaman dan kompetensi media digital bagi dai-dai muda untuk keperluan dakwah.
"Dai-dai Nahdlatul Ulama harus dibekali dengan wawasan literasi media sosial, sehingga mampu beradaptasi dengan tantangan zaman," katanya.
Rapat Pleno PBNU yang digelar di Purwakarta itu juga merekomendasikan agar lembaga banom di kalangan pelajar dan mahasiswa (IPNU, IPPNU dan PMII) ikut memangkas pertumbuhan gerakan konservatisme yang bersemai di kalangan sekolah dan Perguruan Tinggi. (jpnn/rd)Editor : Pebri Mulya