RADARDEPOK.COM, SOLO -- Rangkaian Muktamar Ke-48 Muhammadiyah-Aisyiyah dimulai kemarin, dengan agenda sidang tanwir. Hasilnya, terpilih masing-masing 39 nama calon anggota Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan PP Aisyiyah. Selanjutnya mereka akan disaring menjadi 13 orang untuk bermusyawarah menentukan ketua umum.
“Suasana persidangannya serius tapi santai. Ada kegembiraan sekaligus kebersamaan yang menandakan bahwa itulah Muhammadiyah. Insya Allah, sidang tanwir ini jadi representasi dari muktamar dan Muhammadiyah,” ungkap Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat menutup sidang tanwir di Auditorium Moh Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), kemarin (18/11).
Haedar menyebut, sidang tanwir ini juga menjadi contoh bagi penyelenggaraan musyawarah wilayah, musyawarah daerah, musyawarah cabang, sampai musyawarah ranting. Untuk menghasilkan keputusan-keputusan terbaik bagi Muhammadiyah dan Aisyiyah ke depan.
“Kami percaya bahwa dua hari besok (Sabtu-Minggu) akan kami jaga situasi kondusif ini. Dan insya Allah jika kita mampu merawat ini dengan baik, maka kita pulang muktamar juga akan jadi uswatun hasanah bagi semuanya,” sambungnya.
Sementara itu, pemilihan calon anggota PP Muhammadiyah dalam sidang tanwir menggunakan e-voting. Dari awal 92 nama bakal calon anggota PP Muhammadiyah mengerucut menjadi 39 nama.
“Sudah terpilih 39 nama. Selanjutnya nanti akan dibawa ke muktamar,” kata Ketua Panitia Pemilihan, Dahlan Rais dalam jumpa pers, Jumat.
Sebanyak 39 calon anggota inilah yang akan mengisi kepengurusan PP Muhammadiyah periode 2022-2027. Selanjutnya, dari 39 calon, akan terpilih 13 nama lagi untuk pemilihan ketua umum.
Muchlas menjelaskan, mesin e-voting telah menjalani serangkaian tes dari sisi white box dan black box. Dalam membuat aplikasi ini telah menjalani beberapa tes.
“Dari sisi speed-nya, sudah kami lakukan pengujian, kemudian yang kedua dari black box test-nya. Jadi misal menguji kesesuaian yang dimasukkan dengan output-nya. Didampingi oleh seluruh tim panitia pemilihan, jadi pemasukan data-datanya, relasi data dengan yang ada di-screen. Itu semua sudah kami cek ada di sisi black box test-nya,” bebernya.
Kendati akurasi mesin e-voting berstatus zero error alias akurasi 100 persen, lanjut Muchlas, panitia pemilihan juga diperkuat dengan adanya pakta integritas. Sehingga keterjaminan akurasi data melebihi angka 100 persen. Ini lantaran Muhammadiyah menjunjung tinggi moralitas.
Sehingga PP Muhammadiyah mempercayakan kepada panitia pemilihan dengan memberikan pakta integritas.
“Jadi di sana ada integritas yang tinggi dari pantitia pemilihan yang melakukan testing tersebut. Sehingga dari sisi validasi kontennya, kesesuaian antara yang dipilih dengan apa yang tampil di layar itu sangat verified. Bahkan kalau kami bilang black box test itu sudah 100 persen, validitasnya 100 persen. Kami berani mengatakan seperti itu,” ujar dia. (rds/jpc/rd/net)