nasional

Jembatan Gladak Perak Rusak, Diterjang Awan Panas Guguran Semeru

Selasa, 6 Desember 2022 | 11:11 WIB
PUTUS: Kondisi Jembatan Gladak Perak, Lumajang, setelah diterjang awan panas guguran Semeru, Minggu (4/12). FOTO: RIANA SETIAWAN/JAWA POS

RADARDEPOK.COM, LUMAJANG -- “Belum ada perintah. Jangan kerja dulu,” ucap Nandy, pekerja proyek pembangunan Jembatan Gladak Perak, kepada rekannya. Ucapan itu dilontarkan ketika temannya ingin segera memulai pekerjaannya Senin (5/12) pagi.

Kekhawatiran Nandy bukan tanpa alasan. Sebab, Besuk Kobokan, salah satu jalur lahar Semeru, kemarin masih mengepulkan asap. Membubung tinggi, lalu padam. Artinya, air masih dalam keadaan panas.

Jembatan Gladak Perak merupakan jalan penghubung Lumajang–Malang. Panjangnya sekitar 120 meter dengan ketinggian sekitar 70 meter. Di bawah jembatan itu, terdapat sungai yang berhulu ke Gunung Semeru.

Saat Semeru mengalami erupsi tahun lalu, jembatan itu hancur. Pembangunan kembali jembatan baru rampung dan diresmikan pada 23 April 2022. Namun, erupsi yang terjadi Minggu (4/12) membuat jembatan tersebut rusak lagi.

Sehari setelah Semeru erupsi, kondisi Lumajang, khususnya di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro, memang belum aman. Hujan sejak pukul 12.00 membuat air bercampur dengan lumpur. Debit sungai yang dialiri lahar meningkat.

“Air beserta lava mulai muncul sekitar jam satu siang,’’ ucap Imam Syafii, pekerja tambang, kepada Jawa Pos. Air bercampur lava membuat kepulan asap memenuhi Sungai Curah Kobokan.

Air juga membawa material batu-batu besar. Kondisi aliran sungai mulai normal pukul 15.30.

Koordinator Bidang Huntara dan Sarpras Satgas Transisi Darurat Penanganan Bencana Erupsi Gunung Semeru Nugroho D. Atmoko membenarkan bahwa kondisi Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro belum aman.

’’Prioritas kami saat ini perbaikan akses,’’ ucapnya kemarin.

Di antaranya, akses Jembatan Kajar Kuning. Kondisi jembatan hingga kemarin sore masih aman, tidak putus. Namun, tak bisa dilewati kendaraan roda empat lantaran jembatan tertimbun abu setebal 1 meter.

Pembukaan akses tersebut akan diikuti penanganan jalan penghubung Lumajang–Malang melewati Besuk Lanang dan Besuk Kobokan. Akses yang dikenal sebagai ’’tol Cikali’’ oleh warga sekitar itu menjadi penting selama Jembatan Gladak Perak belum selesai diperbaiki.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang menyebutkan, warga yang mengungsi sebanyak 699 orang. Tersebar di sejumlah desa dan gedung sekolah di lima kecamatan. Yakni, Kecamatan Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Lumajang, dan Tempeh.

Sebagian besar pengungsi ternyata juga menjadi korban erupsi Semeru pada 2021. Namun, mereka belum mendapatkan hunian baru di tempat relokasi Bumi Semeru Damai (BSD). Hal itu juga dialami belasan warga Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, yang masih mengungsi di kantor Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro.

Kepala BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengatakan, total warga Dusun Kajar Kuning yang seharusnya mendapat hunian sebanyak 325 KK. Kurang lebih separo dari jumlah itu sudah menempati hunian baru. Sisanya masih menunggu antrean dan verifikasi terlebih dahulu.

’’Persoalannya, kami harus bicara by data. Kami pastikan semuanya nanti yang dapat ya warga setempat. Termasuk beberapa orang yang mengungsi di sini kenapa belum dapat, ya memang masih mengantre,” paparnya kepada Jawa Pos Radar Jember.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memantau kondisi para pengungsi kemarin. Dia didampingi Pangdam V/Brawijaya dan Kapolda Jatim. Ada dua lokasi yang didatangi Khofifah. Yakni, Balai Desa Penanggal dan Jembatan Kajar Kuning yang tertutup lumpur.

Khofifah mengatakan, pemerintah sudah menerjunkan tim kesehatan untuk memantau pengungsi. ’’Mohon semua pihak bergotong royong melakukan penanganan,’’ ujar Khofifah. Dia mengapresiasi langkah masyarakat yang cepat tanggap terhadap bencana. Masyarakat sudah sangat mengenali kapan harus melakukan evakuasi.

Lebih lanjut, Khofifah mengatakan, terdapat dua jembatan akses ke Pronojiwo yang terdampak awan panas guguran (APG) Semeru. Yakni, Jembatan Kajar Kuning dan Jembatan Gladak Perak. Jembatan Kajar Kuning baru tiga bulan lalu diresmikan dan saat ini kondisinya tertutup abu vulkanis.

’’Jembatan Gladak Perak dan Jembatan Kajar Kuning belum dimungkinkan untuk dilewati. Untuk koneksitas ke Malang dan sebaliknya, termasuk ke Pronojiwo, dilewatkan Probolinggo,’’ kata Khofifah.

Untuk hunian tetap (huntap), lanjut Khofifah, saat ini telah ada huntap di Sumber Mujur. Nanti ada identifikasi lagi bila masyarakat Kajar Kuning membutuhkan huntap. Jumlah huntap yang siap pakai masih lebih dari 500 unit.

Lebih dari 29 ribu pelanggan PLN di wilayah terdampak erupsi Gunung Semeru dapat menggunakan kembali listrik. Sejak Minggu (4/12) malam atau kurang dari 12 jam pascaerupsi, PLN telah memulihkan jaringan listrik yang sempat padam.

Dirut PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, setelah mengalihkan tegangan listrik dari penyulang Pronojiwo ke penyulang Ampelgading pada pukul 19.30, secara bertahap PLN menormalkan gardu-gardu distribusi. ’’Kami berhasil melakukan manuver jaringan penyulang Pronojiwo sehingga pasokan listrik bisa terdistribusi ke wilayah yang memungkinkan dan sudah dinyatakan aman,’’ jelas Darmawan. (jpc/rd)

Tags

Terkini