RADARDEPOK.COM, JAKARTA -- Kenaikan tarif Kereta Rel Listrik (KRL) pada tahun depan viral di media sosial, Twitter. Disebut, pemerintah berencana menaikkan harga tiket Commuter Line atau KRL pada 2023.
Plt. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Risal Wasal mengatakan, pihaknya masih terus mengkaji ulang besaran tarif tiket KRL. Kendati demikian, Risal enggan menjawab dengan tegas berapa besaran kenaikan tarif KRL.
Risal hanya mengatakan angkanya tidak akan jauh dari simulasi kenaikan tarif KRL yang pernah dibuat dan dipaparkan Kemenhub pada awal tahun ini.
Terlepas dari rencana kenaikan tarif KRL, Risal juga menyinggung soal rencana kenaikan tarif yang bakal dilakukan sepaket alias dilakukan bukan hanya untuk KRL saja.
Pun, Risal tetap tak mau merinci jumlah kenaikan tersebut.
Ia menegaskan pelayanan kereta api bakal meningkat dengan kenaikan tarif yang tidak terlalu besar.
"Insyaallah sepaket (tarif non-KRL juga naik). Nggak mahal lah. Ada harga ada barang. Nggak tinggi lah, nggak banyak. Kan ada peningkatan pelayanan-pelayanan harus disiapkan juga. Kasihan juga dong operator," tuturnya.
Saat itu, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub mengusulkan tarif dasar KRL Commuter Line naik Rp2.000 dari Rp3.000 menjadi Rp5.000 untuk jarak 25 kilometer (km) pertama.
Sementara itu, untuk tarif lanjutan KRL 10 km berikutnya tetap Rp1.000 atau tidak ada kenaikan.
Umumnya, peningkatan tarif operasional KRL Jabodetabek selalu terjadi akibat inflasi yang menyebabkan terjadinya peningkatan komponen-komponen biaya yang dibutuhkan.
Hal ini menyebabkan subsidi PSO terus bertambah dan menjadi kontraproduktif terhadap upaya pembangunan yang masih terus berlangsung.
Menurut Risal, besaran anggaran yang dialokasikan ini akan lebih produktif jika disalurkan untuk pembangunan prasarana dan peningkatan pelayanan perkeretaapian di seluruh Indonesia.
"Tarif KRL hari ini adalah hasil hitung-hitungan pada tahun 2015, tentu sudah tidak relevan dengan hitungan hari ini," ucap dia.
"Namun kami memahami bahwa ekonomi masyarakat sangat terdampak dengan adanya pandemi, sehingga kajian lebih lanjut masih kami lakukan untuk menimbang penyesuaian tarif ini," tambal Risal.
Menanggapi penyesuaian tarif KRL Jabodetabek, Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba mengatakan bahwa rencana penyesuaian tarif masih menunggu waktu yang tepat.
"KAI Commuter akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan melalui DJKA terkait rencana penyesuaian tarif ini baik besaran dan waktunya," ucapnya pada Rabu (14/12).
Namun, hingga sampai saat ini, tarif KRL Jabodetabek masih mengacu sesuai Peraturan Menteri Perhubungan nomor 17 tahun 2018 yaitu Rp3.000 untuk 25 kilometer pertama dan Rp1.000 untuk setiap 10 kilometer berikutnya.
Besaran tarif ini telah ditentukan dan berjalan lebih dari lima tahun terakhir ini, tepatnya sejak 2016.
Lebih jauh, Plt. Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal, memastikan bahwa tarif KRL Jabodetabek tidak akan naik hingga akhir tahun 2022.
Oleh sebab itu, Risal mengimbau masyarakat agar tidak khawatir mengenai rencana penyesuaian tarif KRL. (dis/rd/net)