INDRA/RADARDEPOK
MENINJAU: Dedy Saputra (kanan) didampingi sedang menunjukan lokasi pembuangan sampah warga RT07/18, Kelurahan/Kecamatan Pancoranmas yang kondisinya penuh sampah.
SAMPAH rupanya masih jadi permasalahan yang klasik di Kota Depok. Pasalnya, meskipun Kota Depok baru saja meraih penghargaan bergengsi di bidang kebersihan yaitu Piala Adipura, tetapi tetap saja masih belum bisa mengentaskan tumpukan – tumpukan sampah yang ada di hampir setiap sudut jalan, maupun kali yang ada di wilayah Kota Depok.
LAPORAN : INDRA ABERTNEGO
Di suatu sore di RT07/18, Kelruharan/Kecamatan Pancoranas. seorang pria berambut ikal kelimis sedang berjalan melintasi jalan kecil yang menurun di sekitar rumahnya. Dia ingin menunjukan lokasi dimana warga di lingkunya sering membuang sampah. Pria itu adalah Sekertaris RW18, Kelurahan/Kecamatan Pancoranmas bernama Dedy Saputra.
Sembari menuruni jalan, Dedy mengatakan, dirinya khawatir kondisi wilayahnya, karena tidak memiliki tempat yang layak untuk membuang sampah.
“Di sini ada petugas yang ngangkutin sampah, tapi pembuanganya dibuang ke lahan kosong yang ada di wilayah RW15, Kelurahan Pancoranmas, tepat disamping RW kami,” Keluh Dedy.
Dedy mengatakan, sampah – sampah milik warganya saat ini dibuang di sebuah tanah kosong milik orang Jakarta yang ada di RW 15 Kelurahan Pancoranmas, karena warga tidak mempunyai pilihan lain untuk pembuangan sementara.
“Saya khawatir, tidak lama lagi lokasi pembuangan sampah ini akan penuh. Lalu bagaiman kedepannya nanti,” ucapnya.
Saat meninjau ke lokasi tanah kosong yang dijadikan tempat pembuangan sampah tersebut, uap sampah tercium begitu menyengat, bahkan jika terbawa angin, radius dari uap sampah tersebut bisa mencapai beberapa wilayah di sekitar tempat pembuangan sampah tersebut.
Dedy menambahkan, beberapa tahun yang lau, petugas sampah dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok pernah mengangkuti sampah di wilayah mereka, namun menurut Dedy, petugas sampah tersebut sering terlambat mengangkuti sampah mereka. Sehingga, sampah – sampah yang sekiranya harus diangkut menjadi menumpuk.
“Padahal empat tahun yang lalu kami sudah bayar petugas untuk mengangkuti sampah dengan biaya setiap bulanya sebesar Rp1 juta, tapi karena mereka sering terlambat mengangkutinya jadinya kami tidak membayar iuran itu lagi,” ucapnya.
Kini Dedy Saputra sedang risau akan nasib lingkunganya kedepan, sebab lahan kosong yang dijadikan tempat pembuangan sampah tersebut kondisinya kian banyak setiap harinya. Dedy berharap, agar Pemkot Depok punya solusi terkait permasalahan sampah di wilayahnya.
“Kami tidak keberatan jika harus membayar iuran, tapi petugas pengangkut sampahnya harus konsisten, jangan sampah kami dibiarkan terlantar sampai berhari – hari seperti kejadian lampau,” tutupnya. (*)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:14 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:53 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 10:25 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:45 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:10 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:25 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:05 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:12 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 17:43 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 16:31 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 14:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:17 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 10:40 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 10:03 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 09:58 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 09:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:45 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:15 WIB