IST
MENUMPUK: Kondisi Jalan Raya Cagar Alam yang dipenuhi tumpukan tanah galian saluran air. DEPOK – Kendaraan roda empat maupun roda dua  yang melintas di Jalan Raya Cagar Alam, RT3/5, Kelurahan/Kecamatan Pancoranmas, mengeluhkan proyek galian saluran air yang sedang berjalan. Sebab, tanah galian dari proyek tersebut ditumpuk pinggir jalan, sehingga membuat sempit jalan yang berakibat terjadi antrean kendaraan yang hendak melintas, terutama pada jam sibuk kerja pagi dan pulang sore hari. Seorang Pengguna jalan, yang juga warga RW05, Kelurahan/Kecamatan Pancoranmas, Yudi Prayoga mengatakan, seharusnya para pekerja terutama mandornya paham akan kondisi Jalan Cagar Alam yang tidak terlau lebar, sehingga tanah tersebut tidak ditumpuk di pinggir jalan. ”Ya makin tambah sempit lah jalan ini dengan adanya tumpukan tanah galian di pinggir jalan,” Keluh Yudi. Dia menambahkan, akibat yang ditimbulkan tanah yang ditumpuk di jalan tersebut, bukan hanya berupa antreaan kendaraan saja, tetapi jalanan menjadi sangat kotor bila hujan tiba, karena material tanah terbawa air hujan ke jalan. ”Apalagi kalo pas turun hujan, jalanan jadi kotor banget,” tambahnya. Terpisah, Sekertaris LPM Kelurahan Pancoranamas, Agus salim mengatakan, pihaknya sudah mendengar dan melihat sendiri lokasi yang menjadi keluhan warganya tersebut. Oleh karena itu, pihaknya telah menegur pihak pekerja galian saluran drainase untuk segera memindahkan tumpukan tanah tersebut dari pinggir Jalan Raya Cagar Alam. ” Kami sudah membuat teguran kemarin, dan hari ini tumpukan tanah tersebut akan segera diangkut dan dipindahkan ke lahan kosong,” ucap Agus Salim. Agus Salim mengatakan, tumpukan tanah itu sengaja tidak dibuang, karena nantinya tanah – tanah tersebut akan digunakan kembali untuk menguruk saluran air yang baru tersebut. ”Memang tanah itu sebenarnya ada fungsinya nanti, hanya saja kemarin pihak pekerja kurang kordinasi, makanya tanahnya ditaruh di pinggir jalan,” tutupnya. (cr1)