RICKY/RADAR DEPOK
LAUNCHING: Pimpinan Majelis At Taubah, KH Abu Bakar Madris bersama para kyai dan tamu undangan saat launching madu At Taubah, di Jalan Trubus, Kelurahan Kalimulya, Cilodong, Selasa (20/12).
DEPOK - Majelis Taklim At Taubah menyatakan dukungannya terhadap warga Palestina dan tidak mengakui kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Hal tersebut diungkapkan Pimpinan Majelis Taklim At Taubah, KH Abu Bakar Madris dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 Hijriah, sekaligus launching madu At Taubah, di Jalan Trubus, Kelurahan Kalimulya, Cilodong, Selasa (20/12).
"Kami jelas mendukung perjuangan warga dan pemerintah Palestina. Sampai detik ini, Majelis Taklim At Taubah tidak mengakui pernyataan sepihak Amerika Serika yang menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Kami mendukung negara Palestina. Sedangkan, Yahudi itu bukan bagian dari Palestina," tegas Abu Bakar.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Kyai Abu menegaskan bahwa At Taubah mendukung terhadap perjuangan bangsa Palestina. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan zikir bersama untuk mendoakan warga Palestina. "Mudah-mudahan mereka diberikan ketabahan oleh Allah SWT," ucapnya.
Dalam kegiatan tersebut, sambung Abu Bakar, panitia penyelenggara juga menggalang dana untuk bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina. Meski, yang didapat tidak besar. Namun, ia berharap agar apa yang dikumpulkan para jamaah dapat membantu saudara-saudara muslim di Palestina.
"Jumlahnya memang tidak seberapa, tapi ini bukti kami peduli terhadap saudara-saudara kita di Palestina," ujarnya.
Terkait launching Madu At Taubah. Ia bersyukur kyai dari Serang telah memproduksi madu tersebut. Ia menjelaskan, madu At Taubah ini merupakan madu asli tanpa campuran apa pun. Sehingga, sangat baik untuk stamina dan Ketahanan tubuh.
"Alhamdulillah, para kyai dari Serang sudah memproduksi madu asli untuk kegiatan kita," kata Abu Bakar.
Uniknya, dalam perayaan Maulid di Majelis At Taubah, pihaknya juga menyertakan beberapa warga binaan pemasyarakatan (WBP) Rutan Kelas IIB Depok untuk hadir pada Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) di tempatnya.
Hal ini, Kyai Abu, untuk memberitahu masyarakat bahwa lapas bukan tempat mengkerangkeng mereka. Tapi, mereka bisa dibina dan saat bebas nanti diharapkan bisa kembali diterima masyarakat.
"Jangan dijauhi. Jangan dihindari, karena itu yang akan membuat mereka semakin jauh ke hal yang baik. Kami melakukan ini karena di Rutan itu ada Pesantren At Taubah," tandasnya. (cky)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:14 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:53 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 10:25 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:45 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:10 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:25 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:05 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:12 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 17:43 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 16:31 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 14:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:17 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 10:40 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 10:03 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 09:58 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 09:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:45 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:15 WIB