BEBERSIH: Anggota Yayasan Sahabat Ciliwung saat membersihkan Pos Pantau Ratujaya di wilayah RW06 Kelurahan Ratujaya, Cipayung, Rabu (14/2).
Di tengah padatnya kegiatan Yayasan Sahabat Ciliwung pada Februari hingga Maret kedepan. Anggota penggiat lingkungan yang concern untuk Sungai Ciliwung yang melintasi Kota Depok itu juga membersihkan pos pantau Ratujaya pasca banjir.
LAPORAN : Ricky Juliansyah
Hujan lebat yang mengguyur Kota Bogor dan beberapa wilayah yang dilintasi Sungai Ciliwung, membuat debit air di sungai purba tersebut meningkat drastis. Bahkan, bendungan Katulampa Bogor menunjukkan status siaga satu setelah ketinggian muka air mencapai 220 sentimeter. Di Depok sendiri, di Pos Pantau Jembatan Panus debit air mencapai 390 sentimeter. Sungai Ciliwung tidak hanya membawa sampah, air yang berubah keruh kecoklatan pun menyapu bersih endapan lumpur dan mengikis bantaran sungai menuju hilir sungai Ciliwung. Pasca banjir, Depok sebagai wilayah lintasan Sungai Ciliwung masih memiliki pekerjaan rumah lantaran endapan lumpur yang dibawa air menutupi beberapa ruang publik dan bantaran di sekitar sungai tersebut. Sama halnya yang terjadi di Pos Pantau Ratujaya, lokasi yang kerap dijadikan tempat untuk berkegiatan atau sekedar berkumpul para penggiat Ciliwung ini pun tertutup lumpur dan material pasir yang terbawa saat debit air mencapai tempat itu. Di sela-sela kesibukan anggota Yayasan Sahabat Ciliwung dengan program Green to School, mereka masih menyempatkan diri untuk membersihkan markas yang dirintis dari sebelumnya ilalang menjadi seperti sekarang ini. “Kami membagi tugas, ada yang ke program Green to School ada yang membersihkan Pos Pantau Ratujaya,” tutur Koordinator Yayasan Sahabat Ciliwung, Hidayat. Salah satu yang mendapat tugas membersihkan markas itu adalah Doa Robby Liaputra. Kata dia, bersama dua orang rekannya, dengan peralatan seadannya mulai membersihkan lumpur yang menutupi Pos Pantau Ratujaya. Memang saat belum dibersihkan lumpur menutupi halaman dan pavingblok yang terpasang pun tidak tampak. Bahkan, beberapa tanaman yang dibudidayakan turut lenyap tersapu air. “Kami bertiga membersihkan di sini,” tutur Doa yang juga sebagai skipper perahu karet. Dari kemarin (Selasa 13/2) mereka mulai membersihkan dan mengangkat endapan lumpur yang menutupi paving blok. Saat masukan ke dalam karung pun mencapai puluhan jumlahnya. “Sekarang sudah mulai bersih lagi. Ada kali yang dimasukan ke karung sampai 23 karung,” ucap Doa. (*)