Senin, 22 Desember 2025

Pembeli dari Berbagai Negara, Dijaga Keamanannya dengan CCTV

- Selasa, 6 Maret 2018 | 10:15 WIB
  BISMA/RADAR DEPOK
Suasana Mall Rongsok yang ada di kawsan Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji.

Bagi masyarakat di perkotaan besar, mungkin sudah tidak asing dengan pusat perbelanjaan atau biasa disebut mall. Apalagi di Kota Depok, banyak sekali mall besar berdiri di pusat kota, belum lagi banyak perbelanjaan lain yang tersebar di Kota Depok. Tetapi, siapa sangka terdapat sebuah mall yang berdiri bukan di pusat sebuah kota melainkan di pinggiran sebuah jalan terpencil di Kawasan Jalan Raya bungur, Kukusan Beji, Depok, Jawa Barat. Walau terletak di pinggiran jalan, tetapi mall ini tak pernah sepi di kunjungin pengunjung.

LAPORAN : Bhisma Cahyaning Putra

  Memasuki Jalan Raya Bungur, terlihat suasana yang menyegarkan dari pedagang penjual bunga maupun penjual pohon-pohon yang memanjakan mata pengunjung yang hendak ingin pergi ke mall di Jalan Raya Bungur ini. Walaupun matahari sedang bersinar terik pengunjung pun tidak segan berkunjung untuk sekedar melihat lihat maupun ingin mencari barang antik yang sudah sulit untuk ditemui dipasaran. ya memang disini lah Mall Rongsok, nama yang diberikan oleh pemiliknya. Bangunan dua lantai yang terkesan antik ini memiliki luas 800 meter yang disulap oleh Nurcholis Agi sebagai Mall Rongsok. Mall yang menjual berbagai macam barang-barang bekas atau yang bisa disebut rongsokan ini, berdiri sejak 2010. Awalnya mall tersebut bernama Adi Electronic yang hanya menerima layanan service tv pada tahun 2006. “Berawal dari gemar berbincang-bincang dengan penadah barang rongsokan dan disisi lain, saya sering berbelanja ke Mall, maka dari itu ide awalnya terbentuk mall rongsok ini,” ucapnya. Sesaat memasuki mall tersebut kita disuguhi pemandangan barang-barang lampu yang digantung dengan plastik bening dan tercium wangi khas barang-barang lampau yang membuat mall ini menjadi berbeda dengan mall yang berada di kota besar. Ketika kita menengok ke kiri terlihat jelas banyaknya tumpukan VCD/DVD Recorder yang tertata dengan rapih, namun ketika kita lanjut menyelusuri jalan sebelah kiri disuguhkan banyaknya tumpukan keramik, dispenser maupun tempat sampah yang terbuat dari kaleng-kaleng bekas yang berbaris dengan rapih di tempatnya. Sesudah kita terus memasuki mall ini terdapat monitor-monitor, kipas angin, patung kuno, vas bunga, serta barang rongsokan lainnya. Ditengah mall rongsok ini pun tersaji beberapa rak buku bekas dan ketika kita berada di belakang mall ini terdapat beberapa lemari maupun pintu-pintu yang bersemayam cukup lama dengan tataan yang rapih dan siap untuk dijemput para pengunjung. Begitu juga di lantai dua bangunan ini, semua tertata dengan rapih namun pengunjung tetap bisa menikmati dan mencoba barang bekas yang berada disana seperti bangku restaurant, bangku kantor, meja tempat makan, maupun sofa. Tak tanggung- tanggung untuk keamanan mall sendiri Nurcholis  Agi memasang lima buah kamera CCTV yang tersebar untuk memantau kegiatan jual-beli di mall ini. Mall yang setiap harinya buka pukul 08:00 - 17:00 WIB ini pun sedikitnya memiliki 5000 berbagai macam jenis barang bekas yang dijual. Meski berdebu dan usang, banyak sekali barang barang yang masih berfungsi dan layak pakai seperti buku, lemari maupun alat elektronik lainnya. Barang barang yang dijual dan dipamerkan di mall rongsok ini berasal dari penadah barang bekas yang berniat untuk dijual kepada nurcholis. “Kadang barang bekasnya tidak bisa terpakai tetapi ketika kita coba benarkan dan ketika masih berfungsi dengan baik kita jual dengan harga murah. Selain itu kita juga menjual beberapa barang bekas dengan murah, biasanya menarik harga setengah dari harga pasaran yang ada” ujarnya Mall ini yang beralur jual-beli ini tak pernah sepi dikunjungi pengunjung. Mereka pun berasal dari beragam latar belakang, ada pelajar, mahasiswa, bisnis man, ibu rumah tangga, sampai para lansia pun menyukai beberapa barang lampau yang sangat jarang ditemui di pasaran. Tak hanya di dalam negeri saja, konsumen nya pun banyak yang berasal dari luar negeri seperti Amerika, Jepang, Cina, Jerman yang lebih sering membeli barang antik seperti lukisan. Dengan total omset sekitar Rp. 100.000 hingga Rp. 100 juta tiap bulannya. “Semoga mall rongsok ini terus berkembang dan diminati banyak orang. selain itu kita pun berharap masyarakat mempergunakan kembali barang lawas yang masih layak terpakai di bandingkan dengan barang baru, selain kita turut menjaga ekosistem, masyarakat pun bisa menghemat dompet yang ada” ujar Nurcholis sebagai penerima penghargaan Executive and Entrepreneur Of The Years 2014. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X