Minggu, 21 Desember 2025

Dedikasikan Aksara Arjuliska untuk Sekolah Master Depok

- Senin, 9 April 2018 | 12:13 WIB
PEBRI/RADAR DEPOK
SIMBOLIS: Arjuliska menyerahkan buku Aksara Arjuliska kepada perwakilan dari Sekolah Master Indonesia, Sabtu (8/4). DEPOK - Dari hobinya menulis puisi sejak duduk di bangku SMA, Arjuliska akhirnya membuahkan karya, yakni sebuah buku dengan judul Aksara Arjuliska. Buku setebal 80 halaman tersebut adalah buku yang berisikan, puisi-puisi karya Arjuliska yang sudah dituliskannya selama bertahun-tahun. Arjuliska menjelaskan, puisi-puisi yang dibuatnya adalah ungkapan ekspresi dirinya terhadap berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari, seperti politik, sosial, rasa sukur kepada Allah SWT, perasaan cinta terhadap manusia, kekaguman akan alam dan sebagainya. Sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, Ulis-sapaannya- pun merilis bukunya di Sekolah Master Indonesia. Dirinya mengaku memiliki kesan tersendiri untuk Sekolah Master Indonesia, oleh karena itu dirinya mengeluarkan buku Aksara Arjuliska secara resmi di tempat tersebut. “Bahkan, nanti hasil penjualan semua bukunya akan diserahkan ke Sekolah Master Indonesia, untuk membantu keperluan operasionalnya sehari-hari,” ucapnya. Ulis menjelaskan, buku pertama karyanya tersebut, ditulis berkat adanya dukungan dari keluarga, terutama suaminya yakni Suryadi Ssamsul Bahri. Awalnya, Ulis mengaku tidak percaya diri untuk membukukan puisinya tersebut, tetapi dirinya berfikir, jika dibukukan dan disebarluaskan, semoga puisi tersebut bisa menjadi inspirasi atau motivasi untuk banyak orang, termasuk anak cucunya nanti. “Sebelumnya saya sudah pernah ikut serta penulisan di dua buku, tetapi itu bersama teman-teman, dan dibuku Aksara Arjuliska adalah karya saya tunggal,” katanya. Hobi menulis, tidak membuat Ulis merasa puas dengan buku Aksara Arjuliska, dirinya pun ingin menuliskan sebuah novel kedepannya, atau membuat buku puisi yang kedua dan seterusnya. Menurut Ulis inspirasinya dalam menulis, kerap datang dari rasa terharu dan bersyukur. Dirinya pun mengaku hal tersebut, tidak bisa direncanakan. Terkadang inspirasi menulis itu datang tiba-tiba, dan bisa dari hal yang sepele bisa keluar kata-kata yang panjang dan bermakna. “Dengan menulis, saya bisa melepaskan apa yang ada didalam hati saya. Jika saya marah, maka akan diluapkan di sebuah tulisan, begitu pula pada saat perasaan senang, saya luapkan juga dalam tulisan,” tuturnya. (peb)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X