Senin, 22 Desember 2025

Peternakan Sapi Haji Doni Cemari Kali Gendong Depok!

- Jumat, 31 Agustus 2018 | 10:07 WIB
INDRA SIREGAR/RADAR DEPOK
MIRIS: Anak–anak melintasi Kali Gendong yang dipenuhi sampah untuk memangkas jarak pulang. DEPOK – Wajah situ di Kota Depok sedang gencar–gencarnya ditata Pemerintah Kota Depok. Hampir seluruh situ yang ada sedang dilakukan normalisasi, mengingat pentingnya fungsi situ sebagai resapan air hujan dan juga memiliki potensi wisata yang menjanjikan guna menambah Pendapatan Asli Daerah melalui retribusi wahana pariwisata air yang sudah atau sedang dibuat di berbagai situ yang ada di Depok. Sayangnya, semangat Pemkot Depok merubah wajah situ di Depok untuk menjadi lebih baik harus tercoreng akibat rusaknya wajah Situ Gadog di RT07/07, Kelurahan Cisalak Pasar (Cipas), Cimanggis. Situ Gadog kini dipenuhi genangan sampah di sebagian permukaan airnya akibat luapan sampah dari Kali Gendong yang berada tepat di sampingnya. Pantauan Radar Depok di lokasi, Kamis (30/8), permukaan air Situ Gadog di ujung sebelah kirinya banyak sampah yang menggenang. Jauh lebih miris, Kali Gendong yang berada di sebelah situ bahkan hampir kering total dan terjadi pendangkalan akibat tumpukan sampah yang didominasi rumput kering dan pelastik serta berbagai potongan bangkai tulang belulang hewan ternak. Parahnya lagi, ekosistem di kali tersebut nampaknya juga rusak parah dan airnya tercemar ditandai dengan banyaknya bangkai ikan sapu-sapu yang dikenal tahan akan segala kondisi air. Seorang warga yang tinggal di bantaran Situ Gadog, Mutiara mengatakan, sampah yang ada di Situ Gadog merupakan luapan dari Kali Gendong yang sempat meluap akibat hujan. “Kalau musim hujan biasanya air kali meluap dan sampahnya masuk ke situ bahkan hingga masuk ke rumah saya juga,” ucapnya kepada Radar Depok. Selain itu, sampah yang menumpuk juga mengakibatkan bau yang tak sedap dan kerap membuatnya mual. Padahal lingkungan sekitar kali sering dilalui anak sekolah yang hendak memangkas jarak untuk pulang kerumahnya. Tentunya itu sangat tidak layak bagi anak–anak yang hidup di Kota Layak Anak ini. “Saya pernah melihat jeroan sapi di kali, bahkan anak saya pernah melihat bangkai perut sapi yang masih ada janinnya. Duh jijik banget,” tuturnya, ketus. Ditanya dari mana sampah tersebut berasal, dia mengatakan sampah mayoritas berasal dari peternakan sapi milik H. Doni yang ada di atas kali. Ditambah sampah dari warga yang suka membuang sembarangan. “Kalau sampah rumput itu dari peternakan Haji Doni. Peternakan itu suka buang rumput sisa makanan sapi yang mengering, makanya sampai menggunung rumputnya di kali. Kalau plastik kebanyakan dari limbah rumah tangga,” katanya. Sementara itu, anggota Pokja Situ Gadog, Iyus mengatakan hal yang sama dengan Mutiara. Sampah yang menumpuk di kali berasal dari peternakan milik Haji Doni dan Haji Yahya yang sama–sama berada di atas kali. “Padahal pokja situ sama warga sudah sering bikin kerja bakti bersiin sampah di kali dan situ, tapi tetap saja sampahnya nongol lagi,” katanya kesal. Dia mengaku sudah pernah meminta pihak peternakan untuk tidak membuang sampahnya ke kali dan membuat penampungan sampah sendiri agar tidak mengotori sungai. Tapi hanya kenihilan yang mereka dapat, sampah tetap saja dibuang ke kali. “Pokja udah pernah minta pengusaha ternak untuk jangan buang sampah ke kali, tapi jawabanya cuma iya dan iya saja,” sambungnya. Sampah–sampah tersebut juga menimbulkan kerugian bagi warga sekitar karena menimbulkan beberapa penyakit kulit dan gangguan pernafasan. “Warga pernah kena gatel–gatel karena tumpukan sampah itu, yang paling parah baunya itu bikini hidung nggak nyaman,”  kata Iyus. (dra)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X