PEBRI/RADAR DEPOK
KETRAMPILAN: LKP Amaya bersama dengan peserta didik di Program PKK serta tamu undangan yang hadir dalam pembukaan program tersebut. DEPOK - Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Amaya kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengadakan Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) 2018, untuk rumpun ketrampilan menjahit. Total ada 20 orang peserta didik yang ikut dalam program tersebut. Pimpinan LKP Amaya, Mulya Sari mengatakan, 20 peserta tersebut sesuai dengan juknis dari Kemendikbud, adalah orang-orang yang memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). Karena, memang diperuntukan bagi orang yang tidak mampu, agar memiliki ketrampilan. Sehingga, bisa menjadi modal bekal hidup mereka. “Mereka akan menjalani pendidikan dan pelatihan selama 200 jam, atau sekitar tiga bulan pendidikan,” ucapnya kepada Radar Depok. Mulya menjelaskan, materi yang diberikan untuk peserta didik, didominasi oleh praktik yang mencakup 70 persen, dan 30 persen pemberian materi. Hal itu, dikarenakan di ketrampilan menjahit, praktik sangat dibutuhkan, agar bisa menguasai pengetahuan dan ketrampilan dalam menjahit. “Ada empat model yang diajarkan ke peserta didik, yakni Kulot, blus, rok dasar, dan dres. Selain tentang bagaimana ketrampilan menjahit, mereka juga diajarkan tentang model-model mesin jahit,” katanya. Sementara itu, Kabid PAUD dan Dikmas di Dinas Pendidikan Kota Depok, Tatik Wijayati menuturkan, ada lima hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan diri, yakni religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Jadi, untuk gotong royong, harus ada kekompakan dalam menimba ilmu. Jika ada peserta didik yang kurang memahami materi, harus dibantu oleh peserta didik lainnya yang lebih memahami. “Integritas juga sangat penting. Ini bekaitan dengan kejujuran dan fokus kerja dalam menghasilkan karya, dan juga memberikan pelayanan kepada klien,” tuturnya. (peb)